Dedi Mulyadi Mengamuk Gegara ini, Wajar Enggak ya?

Senin, 17 Januari 2022 – 18:09 WIB
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengamuk tanah galian berceceran di jalan Subang. (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

jpnn.com, SUBANG - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meluapkan kekesalannya melihat kondisi jalan di Subang, Jawa Barat.

Akibat tanah galian berceceran dari truk pengangkut, jalan provinsi di Kabupaten Subang menjadi kotor dan licin.

BACA JUGA: Elektabilitas Dedi Mulyadi Salip Airlangga Hartarto, Ternyata Ini Sebabnya

"Awalnya saya mendapat laporan, warga merasa terganggu karena jalan raya menjadi kotor oleh tanah galian," ujar Dedi melalui sambungan telepon, di Subang, Senin (17/1).

Warga Desa Lengkong, Cipeundeuy, Subang, menyatakan merasa terganggu karena jalan raya menjadi kotor oleh tanah galian.

BACA JUGA: Berita Terkini Kasus Hukum Azis Syamsuddin, Seru!

“Ini yang berserakan tanah galian PTPN, Pak. Tanah mengotori jalan jadi licin,” kata salah seorang pria yang saat itu menghampiri Dedi Mulyadi.

Mendengar hal tersebut Dedi langsung melakukan penelusuran ke areal Perkebunan Jalupang milik PTPN VIII.

BACA JUGA: Eko Kuntadhi Bilang Begini Soal Komitmen Ganjarist Perjuangkan Ganjar Pranowo

Dia mendapati jalan perkebunan rusak karena dilewati sejumlah truk pengangkut tanah.

Bahkan, jalan yang rusak parah membuat mobil minibus tak bisa lewat.

Jadi, jalan itu hanya bisa dilalui oleh truk.

Dedi kemudian menemukan satu truk yang sedang terparkir di pinggir jalan.

Dia menyampaikan agar sopir truk bisa lebih peka dengan membersihkan ban dan bagian truk lainnya sebelum masuk ke jalan raya.

“Ini ban kotor masuk ke jalan, tanah berserakan, hujan sedikit pengendara motor bisa jatuh."

"Belum lagi kalau tanah mengering, itu bisa menyebabkan debu,” ucap Dedi kepada sopir truk.

Tak jauh dari situ, Dedi menemukan warung yang selama ini digunakan sebagai tempat pungutan liar setiap truk lewat.

Di tempat ini Dedi bertemu beberapa orang pria yang mengaku warga setempat.

Dari pengakuan pria tersebut, setiap truk yang lewat membayar Rp10 ribu.

Disebut, uang kutipan digunakan untuk kepentingan warga.

“Dasarnya apa minta Rp 10 ribu? Buat apa? Kalau bapak bilang itu uang untuk warga, buktinya tadi warga protes minta tolong ke saya."

"Kalau tidak ada dasarnya saya akan lapor ke polres bahwa ini pungutan liar."

"Pokoknya, kalau ini masih kotor besok mobil saya palangin (parkir melintang) di sini,” kata Dedi Mulyadi.

Dedi sempat meminta penjelasan Manajer Perkebunan Jalupang Yudi Mulyadi melalui sambungan telepon.

Dia menanyakan asal usul tanah yang diangkut diduga berasal dari perkebunan.

Dia meminta penjelasan apakah ada kerja sama yang jelas antara perkebunan dan pihak pengangkut tanah.

Karena truk tersebut melintas di areal perkebunan hingga menyebabkan kerusakan jalan.

Dedi juga menyampaikan keluhan warga terkait tanah yang berceceran di jalan.

PIhak PTPN menyebut truk itu hanya lewat, sedangkan tanahnya di luar areal perkebunan.

Dedi Mulyadi meminta agar pihak perkebunan segera melakukan pengecekan langsung ke lokasi karena jalan areal perkebunan menjadi rusak parah.

"Saya berharap hal seperti ini tidak lagi terjadi di tengah masyarakat."

"Bagi sebagian orang ceceran tanah mungkin sepele, tetapi bisa berakibat kecelakaan di jalan raya yang bisa merenggut nyawa," pungkas Dedi Mulyadi. (Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Dedi Mulyadi   DPR RI   mengamuk   Tanah Galian   truk   PTPN  

Terpopuler