Defisit Anggaran Kuartal Pertama Tembus Rp 104,9 Triliun

Selasa, 18 April 2017 – 07:39 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, realisasi defisit anggaran mencapai Rp 104,9 triliun hingga 31 Maret lalu.

Defisit tersebut setara dengan 0,77 persen produk domestik bruto (PDB) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu.

BACA JUGA: Menkeu Berganti, APBN Tahun Jamak untuk e-KTP Disetujui

Penerimaan negara mencapai Rp 295,1 triliun atau 16,9 persen dari target APBN.

Capaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 247,5 triliun.

BACA JUGA: Kartin1 Jadi Platform Identitas Tunggal

Jumlah penerimaan tersebut bersumber dari, antara lain, penerimaan perpajakan sebesar Rp 237,7 triliun atau 15,9 persen dari target.

Selain itu, ada juga penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 57,4 triliun atau 22,9 persen dari target.

BACA JUGA: Kartin1 Jadi Platform Identitas Tunggal

 ”Penerimaan perpajakan ini lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp 204,5 triliun atau 13,3 persen dari target. PNBP juga lebih tinggi dari tahun lalu Rp 42,9 triliun,” kata Sri di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Jakarta, Senin (17/4).

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan, pemerintah akan memanfaatkan momentum membaiknya capaian penerimaan perpajakan.

Dengan begitu, target pendapatan yang ditetapkan dalam APBN diharapkan bisa tercapai hingga akhir tahun.

Pemerintah juga berupaya menghitung penghematan belanja barang dan biaya operasional kementerian/lembaga (K/L) dalam APBN.

”Kami akan terus mengupayakan pendanaan dari APBN agar tetap bisa dijalankan dengan tetap menjaga rambu kehati-hatian,” imbuhnya.

Dia melanjutkan, penyerapan belanja negara hingga akhir Maret 2017 telah mencapai Rp 400 triliun atau 19,2 persen dari pagu.

Jumlah tersebut lebih tinggi daripada pencairan pada periode yang sama tahun lalu Rp 390,9 triliun.

Realisasi belanja negara tersebut, antara lain, berasal dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 92,4 triliun atau 12,1 persen dari pagu.

Selain itu, ada pula belanja non-kementerian/lembaga Rp 112 triliun atau 20,4 persen dari pagu.

Realisasi belanja kementerian/lembaga lebih tinggi daripada tahun lalu yang mencapai Rp 82,7 triliun.

Untuk belanja non-kementerian/lembaga, realisasi juga lebih tinggi daripada tahun lalu yang mencapai Rp 110 triliun.

Adapun realisasi transfer ke daerah dan dana desa telah mencapai Rp 195,2 triliun atau 25,5 persen.

Sri menuturkan, jumlah tersebut hampir sama dengan capaian periode akhir Maret 2016.

Realisasi pembiayaan anggaran hingga 31 Maret 2017 tercatat mencapai Rp 187,9 triliun.

Jumlah itu lebih kecil bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 200,2 triliun. (dee/c11/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sri Mulyani: Kalau Ngasih Tahu, Namanya Bukan Sidak


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler