Defisit Transaksi Berjalan Membesar Jadi USD 25 Miliar

Kamis, 26 Juli 2018 – 07:23 WIB
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun ini diperkirakan membesar menjadi USD 25 miliar.

Meski demikian, angka itu masih dalam batas aman, yakni di bawah tiga persen dari produk domestik bruto (PDB).

BACA JUGA: Harga Telur Turun, Kini Giliran Cabai Rawit Meroket

Tahun lalu, CAD Indonesia tercatat sebesar USD 17,3 miliar atau 1,7 persen terhadap PDB.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, potensi melebarnya CAD diperkirakan terjadi karena besarnya dampak ekonomi global terhadap Indonesia.

BACA JUGA: Strategi Bank DBS Incar Nasabah Premium

Untuk membiayai defisit, butuh arus modal masuk yang besar ke Indonesia. BI pun melakukan berbagai upaya untuk menarik arus modal dari portofolio.

Salah satunya, mereaktivasi Sertifikat BI (SBI) bertenor sembilan dan 12 bulan. Lelangnya sudah dilakukan.

BACA JUGA: Bukan Perkara Mudah Bagi Pertamina Kelola Blok Rokan

SBI membuka peluang bagi investor asing untuk membelinya, sedangkan Sertifikat Deposito BI (SDBI) tidak boleh dibeli asing.

”Jadi, harapannya dengan begitu, seminggu kemudian bank itu jual ke investor asing. Ada instrumen lain yang kami sediakan untuk investor masuk ke Indonesia,” ujar Mirza di gedung DPR, Rabu (25/7).

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, CAD yang melebar merupakan salah satu konsekuensi dari upaya pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Meski CAD berpotensi melebar, perkembangan ekonomi sudah on track. Salah satunya terlihat dari tidak adanya APBNP tahun ini.

’’Artinya, defisit neraca perdagangan dan defisit anggaran berkembang tidak terlalu jauh dari perkiraan. Meski memang lebih baik jika ada upaya peningkatan ekspor dan FDI (foreign direct investment), mungkin dari sisi kemudahan berusaha atau dari pengenaan bea,’’ ujar David. (rin/c7/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Sekuritas Rekomendasikan untuk Beli Saham BTN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler