Bukan Irwan Hidayat kalau tidak suka tantangan baruSetelah satu dekade merajai pasar jamu dan minuman energi di tanah air, presiden direktur PT Sido Muncul ini mulai melirik ke Tiongkok
BACA JUGA: Jangan Kebakaran Kumis Bang!
Negeri dengan penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa yang bakal menjadi pemimpin ekonomi dunia, dan akan menggeser dominasi AS.-------------------------------------
MENGAPA berani ekspansi ke RRC? Bukankah banyak pengusaha nasional yang “gembos” di negeri yang memiliki jalan tol terpanjang di dunia itu? Banyak juga pengusaha yang tertipu karena problem bahasa dan budaya di republik yang punya jalur kereta api terpanjang di dunia itu? Apa yang membuat Irwan pede berbisnis di sana? Apalagi, Tiongkok adalah “Negeri Jamu”? Negeri pengobatan tradisional dan alternatif? Sekaligus negeri yang ilmu kedokterannya sangat maju?
Irwan Hidayat sudah bulat, tak bisa ditawar-tawar
BACA JUGA: Berkaca dari Dubai, Bercermin di Negeri Sendiri
Pertama, saya tidak akan ekspansi kalau produk-produk saya belum kokoh di dalam negeriKedua, lanjut Irwan, Tiongkok dan Indonesia memiliki kemiripan dalam budaya kesehatan
BACA JUGA: Sensasi Menapaki At The Top Burj Khalifa
Sama-sama punya tradisi jamu, punya pengobatan altenatif, selain medis“Warga Tiongkok semakin maju, semakin peduli akan menjaga dan merawat kesehatanTrend mereka adalah kembali ke natural, alamiah, dan mengkonsumsi obat-obat herbalFeeling saya, ke depan, mereka lebih memilih jamu yang terjamin keaslian dan kemurnian jamuKami berani bersaing secara sehat dan kompetitif,” kata dia.Lalu, alasan ketiga, kata Irwan, dirinya ingin mencari tantangan baru, yang paling sulitDi mana “bukit” yang paling tinggi dan terjal, itulah yang sedang dia daki“Dan pilihannya adalah TiongkokSaya selalu mencari tantangan tersulitKarena jika berhasil melewatinya dengan sukses, maka produk yang dia jual itu akan dengan mudah menguasai di banyak tempat,” ungkapnya.
Keempat, alasan Irwan adalah, orang Indonesia dan Tiongkok sama-sama mengenal “masuk angin.” Sebuah penyakit yang tidak ada kamuskan dalam ilmu kedokteranIstilah masuk angin itu sendiri sebenarnya sangat Indonesia, bahkan sangat JawaHanya orang Jawa yang sering merasa “masuk angin” dan biasanya sembuh setelah kerokanDigaruk-garuk dengan balsem hangat dan coin, di bagian punggung, dada, leher dan bagian belakang badan sampai garis-garis kemerah-merahan.
Sido Muncul berhasil mensosialisasikan produk Tolak Angin, sebagai pengganti budaya kerokan yang menyisakan bekas merah-merah tiga sampai lima hari“Di Tiongkok, penyakit semacam masuk angin ini juga ada! Bahasa Inggrisnya common coldSeperti saat di antara stamina dan fisik menurun drastis, tetapi belum sempat sakit flu betulanMasih in between atau intermediateMungkin sedikit bersin-bersin, tapi belum sempat demam tinggiSedikit diforsir, atau berada dalam suasana yang tidak nyaman, berpotensi sakit fluTapi dipakai istirahat yang cukup, makan dan minum air putih yang cukup, cepat fit lagi,” jelas pria yang lahir di Jogjakarta 23 April 1974 ini
Kelima, Indonesia adalah negeri yang memiliki lebih banyak dan lebih lengkap keanekaragaman hayati yang bisa tumbuh dan dikembangkanTiongkok itu hanya sekitar 3.500 jenis“Indonesia 7.000 lebih jenis tumbuhan, akar-akaran, kulit pohon, kayu, ranting, yang memiliki khasiat yang tinggiSemua kita punya? Kita lebih kaya potensi alam? Tiongkok empat musim, lebih sulit tanam menanam? Tantangan alamnya lebih sulit,” paparnya.
Anda pasti tidak percaya? Pengobatan tradisional Tiongkok selama ini dianggap paling hebat di dunia? “Kalau teknologi, teknis, bisa jadi begituTetapi, bahan baku obat-obatan tradisionalnya, kita lebih kayaBeberapa pengusaha jamu tradisional Tiongkok saja banyak memesan bahan baku herbal ke Sido Muncul kok? Mereka mengirimkan sampel, nama pohon, dan kandungan yang dibutuhkan, dan kita punyaDi daerah tropis itu bisa hidup semua,” ucap generasi ketiga dari pendiri pabrik jamu yang dibangun sejak 1951 itu.
Irwan mencontohkan pohon yang di Tiongkok disebut xuejie, bahasa Latinnya resina draconis dan sangusis draconisPohon itu dalam bahasa Inggris dikenal dengan dragon blood tree, pohon darah naga“Pohon ini berkhasiat untuk mengurangi kekentalan darahJenis ini langka di Tiongkok, tetapi banyak di IndonesiaBelum lagi jenis-jenis biota laut, wah kita gudangnya,” tutur suami Sinta Ekoputri Sujarwo ituLalu? (bersambung/don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menyapa Dunia dengan Koleksi ââ¬â¢Ã¢â¬â¢Ter-Terââ¬â¢Ã¢â¬â¢
Redaktur : Tim Redaksi