Meningkatnya pengangguran selama pandemi COVID-19 telah mendorong banyak orang untuk mencari sumber pendapatan alternatif, termasuk Alec Nysten yang memiliki ribuan pengikut di platform media sosial berbasis langganan OnlyFans. Alec Nysten membuat akun khusus dewas berlangganan untuk menyumbang penghasilan keluarga Gambar Alec telah dicuri oleh sejumlah situs web Pihak berwenang memperingatkan bahaya memposting konten intim secara online

 

BACA JUGA: Angka COVID-19 Lebih Dari 50.000 Per Hari, Inggris Berlakukan Lockdown Lagi

Pengikut Alec membayar A$10 (sekitar Rp100 ribu) sebulan untuk bisa mengakses gambar dan video panas miliknya.

"Saya seorang entertainer di Instagram dan saya mendapat beberapa tawaran untuk membuat beberapa konten pornografi, beberapa [tawaran] pornografi solo yang baru saya terima dan sekarang saya mengunggah produk porno itu ke situs bernama OnlyFans," katanya.

BACA JUGA: Australia Khawatir dengan Kebebasan Abu Bakar Ba’asyir, Begini Kalimatnya

Tetapi Komisaris Keamanan Elektronik Australia, Julie Inman Grant, memperingatkan kepada mereka yang membagikan gambar "buka-bukaan" secara online adanya risiko konten akan dicuri dan digunakan di situs web lain.

"Ada banyak situs porno di luar sana yang mendapat untung dari menampilkan konten intim semacam ini dan mereka benar-benar akan meminta uang kepada korban untuk menghapus konten itu," katanya.

BACA JUGA: Selesai Jalani Hukuman, Abu Bakar Baasyir Dibebaskan Pekan Ini

Konten porno berlangganan menyumbang penghasilan keluarga

Alec yang berusia 28 tahun mengatakan akun berbasis langganannya adalah cara untuk mendapatkan penghasilan yang stabil selama tinggal di kawasan regional Australia Barat.

"Saya dari Bunbury, [ini] kota kecil, tidak banyak peluang," katanya.

"Saya rasa orang-orang menyukai penampilan saya, jadi saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan."

Alec juga menjalankan usaha label pakaian, tetapi untuk saat ini sumber pendapatan utamanya adalah konten khusus untuk menghidupi istri dan kedua anaknya.

Tapi kini dia menghadapi masalah besar setelah gambar dan videonya dicuri dan dibagikan pengguna di situs gratis.

"Saya tidak tahu siapa [pelakunya] atau bagaimana, tapi tampaknya [ini dilakukan] secara rutin," katanya.

"Konten saya selalu diunggah di [situs porno] gratis, semua jenis [akun] Twitter mengunggah konten saya secara gratis, beberapa orang bahkan berpura-pura menjadi saya dan meminta orang untuk mendaftar dan menggunakan konten saya dengan cara itu."

OnlyFans menjadi berita utama tahun lalu ketika peretas dilaporkan mulai membocorkan konten, memicu kemarahan dari banyak pembuat kontennya, meskipun juru bicara situs tersebut membantah adanya pelanggaran itu.

Alec membayar perusahaan anti-pembajakan untuk menemukan dan menghapus gambar yang telah dibagikan tanpa izinnya, tetapi dia mengatakan tidak sepenuhnya efektif.

"Saya membayar mereka ratusan dolar sebulan untuk mencoba menemukan konten itu dan memblokirnya," katanya.

"Tapi saya bahkan tidak tahu apakah itu berpengaruh, sepertinya hanya sedikit." Pencurian gambar eksplisit merupakan masalah yang umum

Julie Inman Grant mengatakan ada banyak perusahaan yang menghapus gambar yang dicuri, tetapi mereka seringkali hanya menyentuh permukaan masalah. Photo: Julie Inman Grant mengatakan meski ada hukum yang kuat di Australia, masih ada risiko gambar bisa dicuri.. (ABC News: Alison Branley )

 

"Saya pikir mereka bisa menghapusnya, tapi kita semua sedang memainkan permainan 'whack-a-mole' sekarang."

Dia mengatakan agensinya telah mencatat peningkatan jumlah warga Australia yang beralih ke konten eksplisit berbayar sebagai cara untuk menambah pendapatan selama pandemi.

Tapi dia mengatakan selalu ada risiko gambar bisa dicuri.

"Hukum di sini, di Australia, kuat dan kami satu-satunya lembaga di dunia yang melakukan pekerjaan semacam ini yang memiliki kekuatan hukum dan sejumlah pengaturan di belakang kami," katanya.

"Tapi [konten] itu bisa berakhir di mana saja di dunia, tergantung situsnya." Risikonya meluas ke siapapun yang berbagi gambar secara online

Julie mengatakan siapa pun yang berbagi gambar secara online harus waspada.

"Baik itu dengan seorang teman melalui teks atau di situs web mapan yang memiliki langkah-langkah keamanan, Anda akan selalu berada dalam risiko," katanya.

"Orang perlu memahami bahwa setiap kali Anda membagikan gambar, gambar itu akan hilang selamanya."

"Kami menyediakan layanan di mana kami dapat menghapus gambar-gambar intim, tetapi kami tidak pernah bisa menjamin gambar-gambar itu tidak akan muncul lagi."

Komisi eSafety juga mendesak warga Australia untuk melaporkan ancaman penyebaran gambar yang mereka terima, yang dikenal sebagai "sextortion".

Penipu dapat mencuri gambar dari halaman media sosial pribadi atau dari balik paywall dan mengancam untuk membagikannya secara publik kecuali jika si pemilik membayarnya.

Julie mengatakan, siapapun yang khawatir gambarnya dicuri harus mengumpulkan bukti sebanyak mungkin dan melaporkannya ke situs web Komisi Keamanan Elektronik - esafety.gov.au.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel berbahasa Inggris ABC yang bisa dibaca di sini

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Kasus Baru COVID-19 di Melbourne dan Nol di Sydney Hingga Minggu Malam

Berita Terkait