Seorang pelanggar lalu lintas asal Hobart, Tasmania, terus mengemudi tanpa SIM demi mendapatkan narkoba yang lebih murah di Launceston.

Richard Francis Clarke divonis di Pengadilan Negeri Hobart pada Senin (2/2) sore atas lebih dari 100 dakwaan pelanggaran mengemudi dan penyalahgunaan obat.

BACA JUGA: Andrew Chan dan Myuran Sukumaran Masuk Daftar Eksekusi Mati Mendatang

Dakwaan itu berhubungan dengan lebih dari 20 kasus di mana Richard tertangkap tangan mengemudi tanpa SIM antara bulan Oktober 2013 hingga Oktober 2014.

BACA JUGA: Ular Tasmania Ini Alami Kelainan Tulang Belakang yang Langka

Pria asal ‘Herdsmans Cove’ berusia 41 tahun ini membeberkan sejumlah alasan bagi tindakan mengemudi tanpa izin yang dilakukannya, termasuk kebutuhan untuk menjual mobilnya; perlu membeli beberapa item dari Kmart; dan ingin membeli narkoba di Launceston karena harganya lebih murah daripada di Hobart.

Hakim Chris Webster mengatakan, Richard dianggap sebagai ‘seseorang yang sudah benar-benar mengabaikan hukum, benar-benar mencemooh sistem’.

BACA JUGA: Komisi Penyelidik Pelecehan Seksual Periksa Konsep Mesirah di Kalangan Yahudi Australia

Richard juga ditangkap karena beberapa kali ‘ngebut’, termasuk ketika ia mengendarai kendaraan dengan kecepatan 122 km/jam di zona 80 km/jam.

Ia juga dinyatakan positif narkoba, termasuk ganja, amfetamin dan metamfetamin.

Pengacara Richard mengatakan kepada pengadilan, kliennya telah menjadi pengguna narkoba berat sejak usia 16 tahun, ketika adiknya dibunuh, tapi kliennya baru-baru ini terdaftar dalam konseling narkoba dan alkohol yang dimulai akhir Februari.

Richard dijatuhi hukuman 12 bulan penjara, terhitung sejak Oktober tahun lalu, dengan enam bulan penangguhan.

Ia dilarang mengemudi selama lima tahun dan harus berperilaku baik selama empat tahun berturut-turut.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Monash University Mulai Operasikan Mikroskop Tercanggih

Berita Terkait