Demi Ubah Konstitusi, Presiden Mainkan Politik Dinasti Tingkat Tinggi

Selasa, 04 Agustus 2020 – 05:58 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan saudara laki-lakinya, mantan presiden Mahinda Rajapaksa (kiri). Foto: ANTARA/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE/TM

jpnn.com, KOLOMBO - Presiden Gotabaya Rajapaksa berharap dapat memperkuat dominasinya di Sri Lanka lewat pemilihan umum legislatif yang akan digelar besok, Rabu (5/8). Dalam pemilihan itu, dia mendukung kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa untuk menjadi perdana menteri.

Sri Lanka akan menggelar pemilu di tengah pandemi COVID-19 yang telah menjangkiti 2.816 orang di negara itu. Para pemilih diwajibkan mengenakan masker, membawa pulpen sendiri, dan menjaga jarak saat memberikan suara. Suara yang diberikan para pemilih akan dihitung Kamis.

BACA JUGA: Cerita I Made Kembang, Pernah Dituduh Produk Politik Dinasti

"Kami akan memastikan kalian dapat memberikan suara dengan aman," kata ketua komisioner pemilihan umum, Mahinda Deshapriya. Ia meminta masyarakat mengikuti pemilu tanpa rasa takut.

Kakak-beradik Rajapaksa membangun karier politik mereka di atas politisasi identitas Sinhala, etnis mayoritas beragama Buddha di Sri Lanka.

BACA JUGA: Soal Tudingan Politik Dinasti Terhadap Gibran, Hasto: Itu Tak Mendasar

Oleh karena itu, Mahindra diperkirakan akan unggul dari Sajith Premadasa dan mengukuhkan posisinya sebagai perdana menteri, kata beberapa pengamat.

Premadasa, calon perdana menteri dari kubu oposisi, merupakan anak laki-laki Ranasinghe Premadasa, yang tewas dalam aksi teror bom bunuh diri oleh milisi Tamil pada 1993 saat ia menjadi presiden Sri Lanka.

BACA JUGA: Soal Politik Dinasti, Hasto PDIP: Rakyat yang Menentukan

Keluarga Rajapaksa pun menghendaki kekuasaan presiden yang terputus oleh pemerintahan sebelumnya sebagai upaya reformasi di tubuh pemerintah guna mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

"Mayoritas masyarakat di Sri Lanka (menunjukkan) mereka telah memutuskan ingin keluarga Rajapaksa kembali dengan memilih Gotabaya Rajapaksa sebagai presiden," kata Jayadeva Uyangoda, pengamat politik independen. Ia mengatakan pernyataan yang harus diajukan apakah mereka akan menguasai mayoritas suara untuk membuat perubahan besar di Sri Lanka.

Pemerintah menjalankan reformasi dengan membentuk berbagai lembaga independen, termasuk di bidang peradilan, hak asasi manusia, dan komisi kepolisian untuk membagi kewenangan yang sebelumnya terpusat di tangan presiden.

Presiden Rajapaksa mengatakan ia tidak dapat menjalankan rencananya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena pembatasan itu.

"Mustahil untuk membuat perubahan yang berarti dan menjalankan rencana yang saya janjikan ke masyarakat," kata dia minggu lalu.

Konstitusi di Sri Lanka harus diamandemen terlebih dahulu sebelum presiden mendapatkan kewenangan lebih untuk membuat perubahan itu. Artinya, Rajapaksa membutuhkan dukungan dua pertiga suara mayoritas di parlemen.

Dengan Mahinda di kursi perdana menteri, kakak beradik itu berpotensi mengubah konstitusi negara sesuai keinginan mereka. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler