SANA"A - Demonstrasi anti pemerintah di Yaman terus membawa korbanAlih-alih mundur dan mau menjalankan transisi kekuasaan, sesuai dengan proposal yang diajukan organisasi regional Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Presiden Ali Abdullah Saleh justru kembali mengerahkan polisi dan tentara untuk membubarkan demonstran.
Pasukan keamanan menembaki para demonstran yang menutup dan memblokir sebuah gedung pemerintah di Kota Taiz, sekitar 250 kilometer selatan Sana"a, ibu kota Yaman, kemarin (9/5)
BACA JUGA: Longsor Kubur Puluhan Pekerja
Saksi mata mengungkapkan bahwa seorang penjaga toko dan dua demonstran tewas seketika akibat muntahan timah panas dalam unjuk rasa terbesar anti pemerintah di kota tersebut.Selain itu, sedikitnya 80 pengunjuk rasa terluka ketika pasukan keamanan berupaya membubarkan secara paksa demonstrasi anti pemerintah di sana
BACA JUGA: AS Minta Akses ke Tiga Janda Osama
"Polisi dan tentara dalam jumlah besar menyerang para pengunjuk rasaBACA JUGA: Sekjen NATO Yakin Kadhafi Segera Jatuh
Mereka juga menembakkan peluru dan gas air mata secara gencar dan membabi buta," ujar Bushra al-Maqtari, seorang aktivis di Kota TaizSeorang dokter yang merawat para korban luka bertutur bahwa seorang penjaga toko yang menjalankan sebuah kios kecil tewas akibat peluru nyasar dari aparatDua pengunjuk rasa juga tewas seketika akibat ditembak aparat keamanan
Para demonstran yang menduduki sejumlah jalan utama di Kota Taiz telah melumpuhkan kegiatan masyarakat dan ekonomi di wilayah ituPolisi yang kehilangan kesabaran akhirnya menembakkan peluru tajam dan gas air mata ke arah demonstran.
Petugas medis menyatakan, jenazah seorang demonstran yang mati tertembak dilarikan ke rumah sakit terdekatDia diidentifikasi sebagai Mohammed Abdelhaq, 35Seorang demonstran lain dilaporkan tewas tertembak dalam bentrok susulan
Seorang demonstran bernama Ghazi al-Samai bertutur bahwa polisi dan tentara melepaskan tembakan ke arah massa dan mengejar mereka hingga ke bahu jalanan utama"Sebagian mereka dipukuli dan ditangkap," katanya
Ketegangan di negeri yang terletak di selatan Jazirah Arab tersebut terus meningkat belakangan iniItu terutama terjadi sejak munculnya rencana mengakhiri krisis politik dengan mengusulkan agar Saleh mundur dan menyerahkan kekuasaan dalam sebulanTapi, rencana yang digagas GCC itu buyar total.
Pasalnya, Saleh menolak untuk meneken draf mundurPadahal, sebelumnya dia bersedia menyerahkan kekuasaan atas usul GCC tersebutPuluhan ribu massa turun ke jalan selama tiga bulan ini untuk menuntut mundurnya Saleh.
Menurut oposisi Yaman, kesepakatan yang diperantarai GCC sebetulnya telah dimodifikasi dengan mengizinkan Saleh bertahan sebagai pemimpin partai (yang berkuasa) sesuai tuntutannyaKarena Saleh ingkar janji, oposisi pun mendesak GCC agar menekan Saleh agar mundurMasalah itu dibahas dalam pertemuan GCC di Riyadh, Arab Saudi, hari ini (10/5)Para pemuda Yaman yang menggalang unjuk rasa di jalan justru mendesak GCC membatalkan proposal mereka terkait nasib Saleh.
Seruan agar Saleh mundur tidak hanya datang dari para pemuda dan oposisiRibuan guru dan pelajar melakukan unjuk rasa di Kota Taiz, Minggu lalu (8/5)Mereka bahkan menduduki halaman luar kantor kementerian pendidikan setempatMeski menuntut kenaikan gaji dan penundaan pelaksanaan ujian akhir sekolah, mereka juga menyerukan agar Saleh mundur.
Aksi mereka kemudian diperkuat dengan ratusan massa anti pemerintah yang sebelumnya berdemo di Lapangan Pembebasan, pusat Kota TaizMassa lantas mendirikan tenda di jalan utama JamalMereka pun menginap semalam di lokasi tersebut sebelum dibubarkan secara paksa.
Dua demonstran tewas pada Minggu lalu saat aparat keamanan membubarkan dan menghalangi massa yang mencoba mengepung kantor kementerian pendidikan lokal dan memblokir jalan utamaPihak berwenang mengklaim bahwa tujuh polisi juga luka dalam konfrontasi tersebut
Sehari sebelumnya, Sabtu lalu (7/5) polisi menembak mati dua pelajar dalam demonstrasi di Al Maafar, Kota TaizPara pelajar tersebut menuntut pengunduran jadwal ujian karena proses belajar dan mengajar mereka terganggu oleh demonstrasi anti pemerintah sejak Januari lalu
Taiz merupakan kota terbesar kedua kedua di YamanKota tersebut menjadi wilayah paling mematikan sejak terjadi demonstrasi anti pemerintahLebih dari 150 orang tewas dalam serangkaian bentrok antara polisi dan massa sejak Saleh menyetujui usulan mundur dalam 30 hari dan menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden (Wapres) Abd Al Rab Mansur Al Hadi, seperti usulan kelompok negara-negara TelukKeputusan itu ditolak demonstran dan mendesak agar Saleh mundur secepatnya
Mereka cemas bahwa Saleh akan mendudukkan orang-orangnya dalam pemerintahan sementara yang dibentuk dalam waktu 30 hari tersebutKekuasaan Saleh selama lebih dari 32 tahun membuat dia menguasai semua lini birokrasiKarena itu, demonstran ingin pembersihan total di dalam pemerintahan Yaman(Rtr/AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ASEAN Sepakat Lindungi Buruh Migran
Redaktur : Tim Redaksi