jpnn.com - JAKARTA--Politikus Partai Demokrat Syarief Hasan memberikan komentar atas pemberitaan hilangnya dokumen tim pencari fakta (TPF) pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thaleb.
Menurut dia, pemberitaannya sudah melebar dari inti persoalan.
BACA JUGA: Panitera MK Klaim Sidang Sengketa Pilkada Buton Berjalan Normal
"Inti persoalannya kan Presiden Jokowi ingin melanjutkan kasus kematian Munir. Kemudian ada berita dokumen TPF Munir hilang dan akhirnya jadi melebar ke mana-mana. Pemberitaan juga seakan-akan menyebutkan Pak SBY yang menyimpan dokumen TPF Munir," kata Syarief, Rabu (26/10).
Lanjut Syarief, pemerintah ingin melakukan kerja, kerja, dan kerja.
BACA JUGA: Besok, Sebanyak 393 Personel Bakal Amankan Sidang Vonis Jessica
Anehnya, belum apa-apa sudah berisik dengan hilangnya dokumen TPF kasus Munir.
SBY, lanjutnya, tidak mungkin memegang dokumen TPF.
BACA JUGA: KPK Fokus Pulihkan Kerugian Negara Akibat Ulah Eks Wako Makassar
Semua ada prosedurnya, mulai dari penerimaan dokumen, kemudian mengarsipkannya.
"Itukan kerjaan Setneg dan Setkab. Tidak mungkin, Pak SBY memegang dokumen itu. Saat pemerintahan berpindah ke Presiden Jokowi, semua dokumen negara diserahkan. Jadi, tolong carilah dulu di dalam Istana, jangan langsung bikin gaduh," bebernya.
Dia mengingatkan kembali, kasus kematian Munir terjadi sebelum SBY memerintah.
Sebagai presiden, lanjut Syarief, SBY sudah melakukan langkah tepat dengan membentuk TPF.
"Kalau dalam hasil kerja TPF masih ada yang kurang dan ingin dilanjutkan Predisen Jokowi, silakan saja. Demokrat akan mendukung itu. Yang perlu dicatat, tidak ada kepentingan SBY dengan kasus Munir," tegasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanura: Temuan TPF Munir Wajib Ditindaklanjuti Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi