Demokrat Diminta Ikut Bertanggung Jawab

Reformasi Birokrasi Dinilai Gagal

Rabu, 20 Oktober 2010 – 20:40 WIB

JAKARTA - Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Hanif Gafur menilai, lambannya reformasi birokrasi punya andil besar terhadap munculnya rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)"Reformasi yang tidak jalan di birokrasi, telah berakibat buruknya layanan publik sehingga memicu rasa ketidakpuasan masyarakat," kata Hanif Gafur saat diskusi di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senayan Jakarta, Rabu (20/10).

Kegagalan reformasi birokrasi tersebut, kata Hanif, tidak sepenuhnya hanya menjadi tanggung jawab pemerintah

BACA JUGA: Yusril Persoalkan Status Darmono

Fraksi Demokrat sebagai komponen terbesar di DPR, menurut Hanif, juga harus dipersalahkan dan bertanggung jawab karena tidak menyediakan seperangkat aturan yang mendorong atau memaksa reformasi birokrasi itu harus bergerak.

Sepanjang DPR masih berkutat dengan hal-hal politik praktis, lanjutnya, selama itu pula pemerintah akan menuai protes dari masyarakat dalam bentuk aksi demo
"Fraksi Demokrat di DPR harus memperlihatkan tanggungjawabnya," tegas Hanif.

Selain mengkritisi lemahnya komitmen Fraksi Demokrat dalam mereformasi birokrasi di pemerintahan, Hanif juga meminta agar kunjungan kerja (kunker) anggota DPR dan DPD ke luar negeri diminimalisir

BACA JUGA: Ahli Bahasa Tegur SBY

"Kunker dewan itu layaknya jalan-jalan saja
Akan jauh signifikan hasilnya kalau yang berangkat studi banding itu staf ahli dan bekerjasama dengan perguruan tinggi," usulnya.

Di tempat yang sama, mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier menegaskan reformasi birokrasi yang diusung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hanya sebagai proyek reformasi yang hanya menciptakan komoditi tipuan.

"Proyek reformasi birokrasi yang diusung oleh Sri Mulyani saat jadi Menteri Keuangan tidak lebih dari sebagai komoditas tipuan untuk memperkecil porsi ABPN kepada rakyat

BACA JUGA: Anggap Hanya Gesekan Kecil

Hasilnya apa? Paling untuk kesenangan para elit di pemerintahanRakyat tetap saja tidak mendapatkan layanan yang pantas," tegasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengelolaan Data Migas Harus Lebih Terbuka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler