Demokrat Minta Maaf ke PKS

Sabtu, 22 Oktober 2011 – 08:38 WIB

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua secara terbuka memohon maaf kepada PKS atas pernyataan sejumlah kader partainya, yang terkesan mendorong PKS agar keluar dari koalisiMax menegaskan, kalau partainya ingin agar partai pemilik kursi terbesar keempat itu tetap berada di koalisi

BACA JUGA: PKS Merasa Diprovokasi Keluar Koalisi


      
"Itu pernyataan pribadi, dan kalau ada ketersinggungan (atas pernyataan) oleh temen saya, sebagai pribadi saya mohon maaf kepada teman-teman saya di PKS
Demokrat tidak pernah melontarkan provokasi antar parpol agar keluar (koalisi)," kata Max Sopacua, di komplek parlemen, Senayan Jakarta, Jumat (21/10).
      
Max menyatakan, sebagai partai yang termasuk berada di barisan paling depan saat mengusung SBY-Boediono, wajar jika PKS risau atas munculnya pernyataan minor pasca reshuffle

BACA JUGA: PPP Mantapkan Target 12 Juta Kader

Dia berjanji, akan menegur oknum kader Demokrat yang membuat PKS tersinggung itu secara pribadi


"Jadi tidak perlu ada (peringatan) resmi, karena saya yakin itu tidak sengaja dan hanya keselip lidah saja," imbuh politisi mantan presenter tv milik pemerintah itu.
    
Sementara Wasekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustopa juga berharap kepada Partai Golongan Karya dan Partai Keadilan Sejahtera untuk tetap berkomitmen mendukung pemerintahan

BACA JUGA: Bekas Ketum HMI Tak Ingin KNPI Diperalat

Menurut dia, kabinet baru yang diputuskan Presiden harus dihormati, dan diberi kesempatan untuk bekerja terlebih dahulu"Kita berharap lah koalisi tetap solid," kata Saan.

Menurut Saan, Presiden sudah memenuhi aturan kontrak koalisi terkait reshuffleSebelum menyampaikan reshuffle, terlebih dahulu Presiden sudah bertemu dan melakukan komunikasi dengan pimpinan partai

Jika hasil reshuffle terus diperdebatkan, tentu hal itu akan mempengaruhi kerja kabinet"Karena itu, kesolidan koalisi pentingKarena itu akan memberikan kontribusi juga dalam kestabilan pemerintah," ujar Saan.

Terutama dengan PKS, Saan berharap jika koalisi yang dibangun sejak kepemimpinan Presiden tetap dijagaDia meyakini, kontrak koalisi yang ada saat ini adalah kesepakatan yang dilakukan Presiden dengan para pimpinan partai saat penandatanganan di proses dimulainya pemerintahan 2009-2014 lalu

"Pasti pak SBY sebagai presiden justru dia punya kesepahaman dan kesepahaman itu terkait dengan keberadaan koalisi tidak satu (Presiden, red) dengan satu (partai koalisi, red)," jelasnya.

Namun, Saan menilai Demokrat juga tidak bisa menghalangi ada niat sejumlah internal PKS untuk keluar dari koalisi"Itu kan hak PKS," ujarnya.

Pasca-reshuffle ini, ada kemungkinan jika Golkar ataupun PKS akan menjadi parpol koalisi yang semakin kritis dengan pemerintahMenurut Saan, kekritisan dua parpol koalisi itu bukan menjadi masalah

"Kritis enggak ada masalah, itu bagian dari kontrol kepada pemerintahAsalkan semangat kritis itu merupakan bagian dari koalisi bukan oposisi," tandasnya.  (pri/dyn/bay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SDA Optimis PPP Rekrut 12 Juta Kader


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler