jpnn.com - BANGKOK--Puluhan ribu demonstran Thailand telah mengepung sebuah stadion olah raga di Bangkok, yang akan dijadikan lokasi kampanye seorang calon peserta pemilu.
Massa memblokir semua pintu masuk ke stadion untuk menolak tawaran pemilu yang diserukan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra sebagai jawaban atas tuntutan agar dirinya mundur.
BACA JUGA: Pembuat AK-47 Meninggal Dunia
Menurut situs BBC, Senin (23/12), PM Yingluck Shinawatra sendiri menolak tuntutan pengunjuk rasa agar dirinya mundur sebelum pemilihan umum dilakukan. Sebaliknya, Yingluck mengatakan akan membubarkan parlemen dan menggelar pemilu pada awal Februari tahun depan.
Namun usulan ini dijawab oleh pendukung kelompok oposisi Partai Demokrat yang mengatakan akan melakukan boikot pemilu pada 2 Februari mendatang.
BACA JUGA: Souvenir Bola Salju Ditemukan Tahun 1900
Sementara itu, tuntutan agar Yingluck Shinawatra mundur dari kursi Perdana menteri terus berlanjut, setelah anggota parlemen dari Partai Demokrat menyatakan mundur secara bersamaan dari parlemen. Dalam berbagai aksinya, kelompok oposisi mendesak Yingluck mengundurkan diri karena dianggap dikendalikan Thaksin Shinawatra yang kini mengasingkan diri di luar negeri.
Mantan PM Thailand yang digulingkan, Thaksin Shinawatra, sebenarnya diidolakan kalangan masyarakat pedesaan dan kelas pekerja, khususnya di wilayah utara dan timur. Dia merupakan taipan dan belakangan terjun ke politik. Sementara kelompok elit dan intelektual menentang Thaksin karena dianggap sebagai koruptor.
BACA JUGA: Mayoritas Warga Tecoma Tolak Pembangunan Gerai McDonalds
Partai-partai pro-Thaksin memenangkan pemilu di negeri Gajah ini sejak 2001, termasuk kemenangan telak Yingluck dua tahun lalu.
Di sisi lain, menanggapi aksi demo pihak oposisi, Yingluck menyatakan negara harus memegang teguh sistem demokrasi. "Jika Anda tidak menerima pemerintahan ini, terima sistem demokrasi yang ada," kata Yingluck .
Partai Pheu Thai milik Yingluck sendiri memenangkan secara telak pada pemilu tahun 2011 dan memiliki mayoritas anggota di parlemen. Namun pengunjuk rasa menuduh sang kakak Thaksin Shinawatra memegang kendali pemerintahan secara diam-diam. Para demonstran juga menuduh Partai Pheu Thai menggunakan dana publik untuk mengamankan suaranya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai di AS Picu Kecelakaan
Redaktur : Tim Redaksi