jpnn.com - UKRANIA--Gelombang unjuk rasa melanda Ukrania setelah Presiden Viktor Yanukovych memutuskan hubungan perdagangan dengan Uni Eropa. Demonstran anti pemerintah di Ukraina menumbangkan sebuah patung pendiri Soviet, Vladimir Lenin, di pusat kota Kiev karena mencurigai pembatalan hubungan ini atas tekanan Rusia.
Ratusan ribu warga melambaikan bendera Uni Eropa dan Ukraina di Lapangan Kemerdekaan Kiev untuk memprotes keputusan pemerintah membatalkan perjanjian perdagangan itu. Dalam surat yang dibacakan anak perempuannya, pemimpin oposisi yang dipenjarakan dan bekas Perdana Menteri Yulia Tymoshenko mengatakan Yanukovych telah kehilangan keabsahannya sebagai seorang presiden dan menyerukan agar ia disingkirkan.
BACA JUGA: Yingluck Tawarkan Percepatan Pemilu
Seperti dilansir laman cbc (8/12), gelombang protes ini merupakan terbesar yang terjadi di bekas Republik Soviet sejak revolusi Oranye tahun 2004. Ratusan ribu warga Ukraina membanjiri ibukota Kiev, untuk menuntut pemecatan Yanukovych setelah dirinya memutus hubungan dengan Uni Eropa dalam mendukung Rusia.
Vitali Klitschko , ketua partai oposisi Ukraina dan mantan juara tinju kelas berat WBC, berbicara kepada aktivis pro - Uni Eropa di Independence Square pada Minggu menyatakan jika Ukrania perlu pemerintahan baru.
BACA JUGA: Obama Bakal Hadiri Pemakaman Mandela
"Saya yakin setelah peristiwa ini , kediktatoran tidak akan bertahan hidup di negara kita," ujarnya.
Protes ini semakin memanas setelah Minggu kemarin, Badan Keamanan Ukraina mengumumkan untuk menyelidiki para pemimpin oposisi atas tuduhan upaya merebut kekuasaan.
BACA JUGA: Biden Bebaskan Veteran
Sekitar satu kilometer dari alun-alun , satu kelompok pengunjuk rasa anti pemerintah menggulingkan Patung Lenin yang menjadi landmark kota dan memenggal kepalanya.
Para pengunjuk rasa kemudian bergantian memukuli tubuh patung Lenin yang dirobohkan, sementara yang lain berbaris dan meneriakkan " Kemuliaan bagi Ukraina!".
"Selamat tinggal, warisan Komunis," ujar Andriy Shevchenko, seorang anggota parlemen oposisi menulis di Twitternya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pabrik Holden Kesulitan, Pemerintah Australia Ogah Beri Bantuan
Redaktur : Tim Redaksi