jpnn.com, SURABAYA - Diam-diam, Donjuan, 50, ternyata menyimpan dendam kesumat kepada kakaknya, Donwori, 58. Saking dendamnya, Donjuan emoh berbagi warisan.
Bahkan, dia sempat bersumpah tidak akan datang pada prosesi penguburan Donwori jika meninggal nanti lantaran dia telah mengambil kekasihnya sebagai istri.
BACA JUGA: Ketika Kakak Ipar yang Sesama Jenis Diajak Bercinta
=========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
=========================
Mantan kekasih Donjuan sebenarnya sudah resmi menjadi istri Donwori, sebut saja namanya Karin, 49, sejak lama.
BACA JUGA: Selingkuh, Mertua tak Berkutik Dikuras Menantu
Tapi dua tahun lalu, Karin akhirnya meninggal dunia karena kanker payudara yang sudah menjalar ke seluruh tubuh.
Karena kematian itulah, Donjuan malah dendam dengan Donjuan. Sebab, dia menuduh kalau kakaknya tidak bisa menjaga Karin yang pernah dipacarinya sejak SMA dengan baik.
BACA JUGA: Sadis, Istri Kena Diabetes, Ditinggal, Pilih Sekretaris
”Masku itu teledor. Sering banget dulu, kakak ipar ngeluh keegoisan Mas Wori yang sibuk kerja ngurusin bisnisnya. Ya akhirnya, saya sering minta istri saya buat jagain dia,” kata Donjuan di sela-sela sidang pembagian harta waris di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, Kamis (12/4).
Dalam sidang pembagian harta waris itu, memang sempat terkendala koordinasi. Terlebih, Donjuan tidak mau berbagi warisan karena merasa selama ini tidak pernah menjual tanah seperti yang dilakukan kakak maupun saudara lainnya.
”Ya enggak maulah. Saya itu empat bersaudara, saya anak ketiga. Kakak dan adik saya itu sudah jual dua tanah dan tambak di Sidoarjo, tapi saya belum,” jelasnya.
Makanya, bapak dua anak itu meminta satu hektar tanah warisan di Pasuruan untuk dia tempati dan membuka bisnis kuliner dan bengkel motor.
”Sebab, posisinya strategis di pinggir jalan arah ke Probolinggo,” jelasnya.
Sayangnya, kedua kakaknya tidak mau. Mereka bersikukuh untuk berbagi karena tanah yang dulu dijual itu harganya cukup murah dan lokasinya tidak strategis.
”Nakal tenan Mas-masku iku,” tegas warga Wiyung itu.
Namun bukan hanya masalah itu yang membuat Donjuan ngoyo untuk mempertahankan harta warisannya.
Dia mengaku cukup sakit hati dan dendam kesumat kepada kakaknya yang dianggap kurang perhatian terhadap Karin dan anak-anaknya. Padahal, Karin sering curhat kepada dia dan istrinya kalau Donwori keras kepala dan cuek kepada keluarga.
”Saya sumpah sampai mati akan datang saat dia mati, atau dikubur,” tegas pria yang bekerja di sebuah kantor BUMN itu.
Sementara itu, Donwori yang lebih tua mengaku tidak mengerti alasan sang adik sangat membencinya.
”Sejak kecil memang kami sering saingan. Dulu, istri saya (Karin, Red) sempat mau menikah dengan Donwori, tapi saya waktu itu juga suka. Akhirnya, ayah ibu justru meminta saya yang menikahi Karin,” jelasnya.
Sejak saat itu, Donjuan terlihat sangat kesal kepadanya. Padahal, Donwori mengaku berusaha untuk berdamai dengan adiknya dengan menggelar acara arisan keluarga.
Tapi, Donjuan tak mau hadir.
”Padahal saya nggak minta warisan. Donjuan malah yang mau menguasai. Kalau saya terserah saja. Lha wong saya juga sudah cukup (harta),” kata Donwori yang tinggal di kawasan Sukolilo itu. (*/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Cinta Aktivis, Diceraikan atau Turun ke Jalan
Redaktur : Tim Redaksi