jpnn.com, SURABAYA - Sukses jadi pejabat di Kementerian BUMN membuat Donjuan, 55, mau tak mau harus selalu didampingi oleh seorang wanita kalau tampil di depan publik.
Sayang, kondisi sang istri, Karin, 50, tak bisa mendampingi tugas-tugasnya di depan publik karena terkena penyakit diabetes dan komplikasi.
BACA JUGA: Kisah Cinta Aktivis, Diceraikan atau Turun ke Jalan
Karin pun harus ikhlas membiarkan suaminya ke mana-mana dengan sekretarisnya. Sampai akhirnya, Donjuan malah jatuh cinta pada Sephia, 30, sang sekretaris.
=========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
=========================
BACA JUGA: Prahara Foto Selfie Berujung Pengadilan
Witing trisno jalaran soko kulino. Pepatah itu akhirnya terjadi pada diri Donjuan.
Meski semula hanya menganggapnya sebagai anak, Donjuan kini justru membela matimatian Sephia.
BACA JUGA: Cerita Suami Menggantungkan Hidup dari Istri
Sampai Karin sakit hati dan akhirnya memilih untuk mundur teratur dengan mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.
Pada sidang gugatan cerai keempat yang digelar di PA, Senin (10/4) lalu, Karin terlihat lelah. Ia ditemani oleh pengacara dan anak ketiganya.
Dengan kursi roda, Karin masuk ke ruang sidang mediasi yang disusul oleh Donjuan di belakangnya. Hampir 1,5 jam, mereka melakukan proses mediasi.
Proses itu memang lebih lama dari perkara lain yang biasanya hanya butuh waktu maksimal 30 menit. Menurut Karin, proses gugatan mereka memang tidak mudah.
Terlebih, banyak yang harus dibicarakan dengan calon mantan suami dari mulai persoalan penyakit, masalah anak, hingga pembagian harta gono gini.
Dari beberapa saksi yang sudah dihadirkan, banyak yang menolak gugatan itu lantaran kondisi Karin yang sudah drop akibat penyakit komplikasi yang dideritanya.
Meski mengaku mencintai Sephia yang lebih muda dan kinyis-kinyis, Donjuan sebenarnya tidak mau bercerai dengan Karin, cinta pertamanya.
Selain itu sebagai pejabat dan tokoh masyarakat, ia juga ingin menjaga martabatnya di hadapan anak buah dan masyarakat.
“Tapi, wanita mana yang mau diduakan. Saya itu sudah stress dengan penyakit yang merongrong tubuh saya selama ini. Lha suami kok malah manas-manasi terus dengan mesra mesraan sama sekretarisnya,” ucap Karin dengan wajah nelongso.
Sejak divonis terserang diabetes pada 2010 silam, Karin memang tak pernah lagi tampil di depan publik.
Termasuk untuk mendampingi suami yang mulai sibuk di kedinasan dan kerap tampil di depan publik mewakili instansinya.
Bahkan karena sakitnya, Karin pun memilih pulang kampung ke Surabaya daripada menetap bersama sang suami di Jakarta.
Awalnya, alasan itu disetujui Donjuan karena memang sang istri ingin konsentrasi dengan penyembuhan sakitnya dan supaya bisa dirawat oleh anak-anaknya di Surabaya.
Akan tetapi, pilihan pindah itu justru membuat Donjuan makin dekat dengan sekretarisnya yang lumayan cantik. Karena tiap kali ada acara, Sephia lah yang diminta mendampingi.
“Pengobatan sudah saya lakukan dengan cara apapun, tapi kondisi fisik kian parah,” jelas Karin.
Sampai akhirnya, dia mendengar jika Donjuan sudah menikah sirri dengan Sephia.
“Saya emosi dan akhirnya minta cerai. Biarlah bapak sama wanita itu, saya akan hidup dengan anak-anak dan cucu saja di Surabaya,” ucap Karin terisak.
Menanggapi keluhan sang istri, Donjuan tidak berkomentar apapun. Pria yang terlihat masih bersemangat di usianya yang separo baya itu mengaku kalau dirinya tidak mau berpisah meskipun hampir empat tahun istrinya sudah tidak bisa lagi melayaninya.
“Istri (Karin, Red) itu memang orangnya perasa. Saya ini sudah tua, banyak yang dipikirkan tidak hanya anak-anak tapi juga karir. Kalau sekretaris kan hanya menemani,” kata Donjuan. (*/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Calon Profesor yang 3 Anaknya tak Sarjana
Redaktur : Tim Redaksi