jpnn.com - JAKARTA - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana menyatakan dirinya tak ingin bertele-tele meladeni Ma'mun Murod dan Tri Dianto yang dikenal sebagai loyalis Anas Urbaningrum. Denny pun mengultimatum Ma'mun dan Tri untuk meminta maaf hingga malam.
Ultimatum itu terkait tudingan yang dilontarkan Ma'mun bahwa Denny bersama Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Senin (6/1). "Mereka saya baca mengirim rilis meminta maaf atas fitnah yang mereka katakan kemarin, tetapi sambil balik mengancam. Itu permintaan maaf akal-akalan," kata Denny, Rabu (8/1).
BACA JUGA: Yang Diumumkan Nama-nama Peserta yang Gagal
Denny menegaskan, Ma'mun dan Tri sudah jelas menyebar fitnah. Anehnya, kata Denny, justru Ma'mun dan Tri meminta bekas staf khusus kepresidenan itu membuktikan bahwa pertemuan di Cikeas itu tak ada.
"Yang buktinya saja mereka tidak punya, dan malah minta saya dan BW serta masyarakat untuk membantu membuktikan. Lucu sekali," kata Denny.
BACA JUGA: Janjikan Penambahan Dana Premi BPJS Kesehatan bagi Rakyat Miskin
Karenanya, Denny masih memberikan kesempatan terakhir hingga malam ini kepada Ma'mun dan Tri untuk minta maaf secara terbuka kepada dirinya dan Bambang. "Permintaan maaf itu harus tanpa syarat dan tanpa dalih macam-macam," ungkap Denny lagi.
Ia menambahkan, jika tidak juga tulus meminta maaf, maka proses hukum yang nantinya akan membuktikan fitnah itu salah besar. "Dengan cara saya besok Insyaallah melaporkan mereka ke Mabes Polri," kata Denny.
BACA JUGA: Dilarang Ganti CPNS yang Lulus dengan Putra Daerah
Menurutnya, Indonesia yang demokratis memang menjamin kebebasan berbicara, tetapi harus disterilkan dari kebebasan memfitnah. "Apalagi fitnah yang sengaja dilancarkan sebagai jurus untuk melawan dugaan tindak pidana korupsi yang sedang ditangani KPK," pungkas Denny. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPPK Bukan Honorer Versi Baru
Redaktur : Tim Redaksi