JAKARTA -- Profesionalisme Detasemen Khusus Anti Teror Polri sedang diujiDi tengah-tengah perburuan mengejar Abu Tholut dan jaringannya, korps burung hantu ini dituding melanggar hak asasi manusia
BACA JUGA: Misbakhun Tak Bisa Dijerat dengan UU Perbankan
Kartini Panggabean, istri tersangka Khairul Ghazali menulis pengakuan yang menyebut Densus 88 memukuli suaminya saat sedang menunaikan salat maghrib.Dalam pengakuan yang diperoleh Jawa Pos, Kartini menjelaskan suaminya sedang salat berjamaah dengan tiga orang tamunya
BACA JUGA: Korupsi Divestasi KPC jadi Prioritas Darmono
Tiba-tiba sebuah mobil datang, terdengar suara dari luar ada orang berteriak-teriak
BACA JUGA: Kwarnas Ingin Wadah Tunggal Bagi Pramuka
Anak-anak saya diam tak bersuaraDensus 88 langsung saja menerobos masuk ke dalam rumah dengan bersenjata," katanyaMenurut perempuan berjilbab itu, Densus menembakkan senjatanya. "Sepasang daun pintu rumah kami ditunjang (ditendang) sama Densus 88Tidak ada baku tembak, tidak ada perlawanan dari dalam rumah, karena Bang Jali sedang sholat, sedang membaca surah al-Qur"an sehabis, membaca surah al-Fatihah," katanya
Tiba-tiba tiga makmum (Alek, Deni dan Dani) keluar dari shaf (membatalkan sholat mereka) karena mendengar suara ribut tembakan dan segera mengetahui datangnya orang-orang bersenjataAlek, Dani dan Deni lari menuju kamar mandiAlek keluar dengan membobol seng (atap) kamar mandiOrang-orang yang sudah masuk rumah menembaki merekaDeni dan Dani ditembaki secara membabi buta sewaktu mereka di depan kamar mandi.
"Saya, dua perempuan dewasa yang bersama saya, bayi saya yang berumur 20 hari, dan anak tetangga yang balita itu, menyaksikan kejadian itu," katanya. Jali dan seorang makmumnya, Abu masih tetap melanjutkan sholat, walaupun orang-orang bersenjata itu sudah masuk ke dalam rumah, di ruang belakang dekat dapur"Orang-orang bersenjata itu langsung menarik paksa Bang Jali, sholat Bang Jali dihentikan secara paksaDia? ditunjangi (ditendang) saat sholat kemudian dipijak-pijak (diinjak-injak) hingga babak belur," aku Kartini.
Aparat lalu menembaki rumah dengan membabi buta"Di rumah tidak ada senjata, Bang Jali hanya terus bertakbir, Allahu akbar, hanya itu yang bisa Bang Jali lakukanMereka menembaki saja walau tidak ada perlawanan," katanya
Pengakuan itu panjang dan rencananya akan segera dilaporkan ke Amnesty Internasional (sebuah organisasi HAM di AS) dan dibantu oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras). Dihubungi terpisah, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengaku saat ini belum mendapatkan laporan dari keluarga korban terkait penangkapan ituPihaknya masih mengumpulkan informasi sebelum melakukan penyelidikan ke tempat kejadian perkara (TKP)"Kami belum menghubungi keluargaKami masih dalami," katanyaJika informasi itu benar, Ifdhal mengaku siap melakukan langkah lanjutan"Kita akan melakukan investigasi serius," katanya.
Wakadivhumas Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga membantah Densus 88 melakukan pelanggaran HAM"Semua sudah dilakukan prosedural," katanyaKetut merujuk pada penjelasan Kapolri Bambang Hendarso Danuri Jumat (24/09) lalu yang menyebutkan jika Densus menggunakan langkah umum maka akan didahului oleh tersangka teroris.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nama Calon Kapolri Masuk Bursa Judi
Redaktur : Tim Redaksi