Densus 88 Dituding Tangkap Orang Saat Salat

Komnas HAM Akan Lakukan Investigasi

Selasa, 28 September 2010 – 07:15 WIB

JAKARTA -- Profesionalisme Detasemen Khusus Anti Teror Polri sedang diujiDi tengah-tengah perburuan mengejar Abu Tholut dan jaringannya, korps burung hantu ini dituding melanggar hak asasi manusia

BACA JUGA: Misbakhun Tak Bisa Dijerat dengan UU Perbankan

Kartini Panggabean, istri tersangka Khairul Ghazali menulis pengakuan yang menyebut Densus 88 memukuli suaminya saat sedang menunaikan salat maghrib.

Dalam pengakuan yang diperoleh Jawa Pos, Kartini menjelaskan suaminya sedang salat berjamaah dengan tiga orang tamunya
"Saat itu bang Jali ( panggilan Khairul Ghazali) dan empat temannya salat berjamaah di ruang belakang dekat dapur," ujar Kartini dalam dokumen pengakuan yang ditandatanganinya

BACA JUGA: Korupsi Divestasi KPC jadi Prioritas Darmono



Tiba-tiba sebuah mobil datang, terdengar suara dari luar ada orang berteriak-teriak
"Saat itu ketiga anak saya masih bermain di rumah tetangga..Saya terkejut karena pas saya di depan pintu saya lihat sudah turun dari mobil 30 orang bersenjata

BACA JUGA: Kwarnas Ingin Wadah Tunggal Bagi Pramuka

Anak-anak saya diam tak bersuaraDensus 88 langsung saja menerobos masuk ke dalam rumah dengan bersenjata," katanya

Menurut perempuan berjilbab itu, Densus menembakkan senjatanya.  "Sepasang daun pintu rumah kami ditunjang (ditendang) sama Densus 88Tidak ada baku tembak, tidak ada perlawanan dari  dalam rumah, karena Bang Jali sedang sholat, sedang membaca surah al-Qur"an sehabis, membaca surah al-Fatihah," katanya

Tiba-tiba tiga makmum (Alek, Deni dan Dani) keluar dari shaf (membatalkan sholat mereka) karena mendengar suara ribut  tembakan dan segera mengetahui datangnya orang-orang bersenjataAlek, Dani dan  Deni lari menuju kamar mandiAlek keluar dengan membobol seng (atap) kamar  mandiOrang-orang yang sudah masuk rumah menembaki merekaDeni dan Dani ditembaki secara membabi buta sewaktu mereka di depan kamar mandi.

"Saya, dua perempuan dewasa yang bersama saya, bayi saya yang berumur 20 hari,  dan anak tetangga yang balita itu, menyaksikan kejadian itu," katanya.  Jali dan seorang makmumnya, Abu masih tetap melanjutkan sholat, walaupun orang-orang bersenjata itu sudah  masuk ke dalam rumah, di ruang belakang dekat dapur"Orang-orang bersenjata itu langsung menarik paksa Bang Jali, sholat Bang Jali dihentikan secara paksaDia? ditunjangi (ditendang) saat sholat kemudian dipijak-pijak (diinjak-injak) hingga babak belur," aku Kartini. 

Aparat lalu menembaki rumah dengan membabi buta"Di rumah tidak ada senjata, Bang Jali hanya terus bertakbir,  Allahu akbar, hanya itu yang bisa Bang Jali lakukanMereka menembaki saja walau tidak ada perlawanan," katanya

Pengakuan itu panjang dan rencananya akan segera dilaporkan ke Amnesty Internasional (sebuah organisasi HAM di AS) dan dibantu oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras).  Dihubungi terpisah, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim mengaku saat ini belum mendapatkan laporan dari keluarga korban terkait penangkapan ituPihaknya masih mengumpulkan informasi sebelum melakukan penyelidikan ke tempat kejadian perkara (TKP)"Kami belum menghubungi keluargaKami masih dalami," katanyaJika informasi itu benar, Ifdhal mengaku siap melakukan langkah lanjutan"Kita akan melakukan investigasi serius," katanya.

Wakadivhumas Polri Brigjen Pol Ketut Untung Yoga membantah Densus 88 melakukan pelanggaran HAM"Semua sudah dilakukan prosedural," katanyaKetut merujuk pada penjelasan Kapolri Bambang Hendarso Danuri Jumat (24/09) lalu yang menyebutkan jika Densus menggunakan langkah umum maka akan didahului oleh tersangka teroris.(rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nama Calon Kapolri Masuk Bursa Judi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler