jpnn.com, JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap fakta terbaru terkait tersangka jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat (Sumbar).
Penyidik Densus 88 Antiteror Polri menyatakan bahwa tersangka jaringan NII di Sumbar berupaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum Pemilu 2024.
BACA JUGA: Ribuan Warga Sumbar Diduga Terlibat NII, Guspardi Gaus Minta Polri Gerak Cepat
Rencana itu diketahui berdasar keterangan dari tersangka kepada penyidik, serta barang bukti yang ditemukan di lokasi penangkapan.
“Barang bukti yang ditemukan juga menunjukkan sejumlah rencana yang tengah disiapkan oleh jaringan NII Sumatera barat, yakni upaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun Pemilu 2024,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/4).
BACA JUGA: Polri Temukan Fakta Mencengangkan Terkait Jaringan NII, soal 77 Anak 13 Tahun
Perwira menengah Polri ini mengatakan jaringan NII di Sumbar memiliki visi misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo, yakni rencana mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.
“Dari sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatera Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo,” kata Aswin.
BACA JUGA: Santuni Keluarga Teroris, Otoritas Palestina Tidak Terima Dicap Mendukung Terorisme
Dia menegaskan NII Sumbar memiliki banyak rencana.
Aswin mencontohkan ada potensi ancaman berupa serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam (disebut golok) dan juga mencari para pandai besi.
“Temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang miliki salah satu tersangka,” ujarnya. Saat ini, kata Aswin, penyidik masih terus mendalami keterangan dari para tersangka.
Pada Maret 2022 telah dilakukan penegakan hukum terhadap 16 anggota jaringan NII di dua tempat di Sumbar, tepatnya di Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Tanah Datar. Penegakan hukum dilakukan sebagai salah satu upaya mengungkap struktur dan menekan perkembangan jaringan NII baik di tingkat kewilayahan hingga ke pusat.
“Hal ini penting dilakukan mengingat perkembangan jaringan NII sudah tersebar masif di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain di Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan juga Sumatra Barat,” kata Aswin.
Khusus wilayah Sumatera Barat, kata dia, para tersangka yang sudah ditangkap memberikan keterangan bahwa struktur NII berada pada tingkat cabang/kecamatan atau CV IV/Padang dalam istilah organisasi terlarang tersebut.
Mereka memiliki anggota mencapai 1.125 orang, yang mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya nonaktif (sudah berbaiat namun belum aktif dilibatkan dalam kegiatan NII) yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan apabila perlu.
NII Cabang IV/Padang terbagi dalam lima ranting/UD yang masing-masing beranggota sekitar 200 orang.
Dari jumlah total di Sumbar, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang di Kabupaten Tanah Datar.
Aswin menjelaskan, proses perekrutan anggota NII juga digelar secara terstruktur dan sistematis.
Untuk bergabung menjadi “warga” NII, seseorang harus melalui empat tahap perekrutan yang disebut “pencorakan”, yaitu P1, P2, PL/P3 dan P4.
Densus juga mendeteksi potensi ancaman teror NII Sumbar, di antaranya memiliki keinginan untuk mengubahi ideologi Pancasila dengan ideologi Syariat Islam secara kaffah.
Memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau/chaos. Melakukan berbagai kegiatan i’dad (persiapan serangan teror) secara rutin.
Kemudian, merencanakan persiapan logistik serangan teror berupa senjata tajam (golok) serta produsen senjata tajam (pandai besi), melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumbar dengan melibatkan anak-anak di bawah umur dan memiliki hubungan dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi