Densus 88 Temukan 50 Kg Bom

Teroris Palembang Jaringan Buron Singapura

Kamis, 03 Juli 2008 – 11:27 WIB
Tim Densus 88 bersama Gegana Polda Sumsel mengamankan benda yang diduga bahan bom, di lokasi penangkapan teroris di Palembang. Foro: Sumeks.
PALEMBANG – Sejumlah orang yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (1/7), ternyata betul-betul terlibat jaringan terorismeBahkan, ada yang termasuk jaringan buron teroris nomor wahid Singapura, Mas Selamat Kastari.
Mabes Polri kembali menerjunkan pasukan khusus dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri

BACA JUGA: Ke Palembang, Pesawat Penuh Seminggu

Di-back up Satbrimob Polda Sumsel, mereka mendatangi lokasi penangkapan di Jl Papera RT 34 No 2110 Kel Sei Pangeran, Palembang

Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Ito Sumardi mengatakan, penangkapan dua orang yang diduga teroris itu merupakan operasi besar yang dilakukan Mabes Polri

BACA JUGA: Penggerebekan Teroris 2 Jam sebelum SBY Tiba

”Penangkapan itu menunjukkan jaringan teroris berskala besar mulai menyelinap masuk ke Sumsel,” ujarnya.
Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu menambahkan, operasi gabungan Mabes Polri itu merupakan operasi besar yang telah direncanakan
”Biasanya operasi seperti itu pasti terarah, rahasia, dan tertutup

BACA JUGA: RUU Otsus Papua Disahkan

Dengan demikian, penangkapan seperti itu akan cepat terungkapDan, diperioritaskan mereka (teroris, Red) yang memiliki jaringan berskala besar,” ujar Ito.
   Seperti diberitakan, Tim Densus 88 Antiteror menangkap dua orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris, berinisial Wah dan FaSelasa (1/7) sekitar pukul 15.30 WIBPenangkapan dilakukan dalam sebuah penggrebekan di sebuah rumah di Jalan Papera RT 34 No 2110 Kelurahan Sei Pangeran, Palembang
    Sebelum tertangkap, salah seorang tersangka berusaha melarikan diri dengan meloncat pagar belakang toko yang sekaligus rumahnyaSementara satu orang lainnya, ditangkap di dalam rumah yang selama ini dibiarkan kosong karena pemiliknya, Bustam Alamsyah sudah meninggal duniaSebelum ditempati dua orang yang kini ditahan tersebut, rumah tersebut dibiarkan kosong oleh ahli waris  Bustam Alamsyah
    Menariknya, penggerebekan teroris itu hanya berlangsung dua jam sebelum Presiden mendarat di Palembang pada pukul 17.00 WIB untuk membuka Konggres XX PGRI 
    Lebih lanjut Kapolda Sumsel mengatakan, pihaknya tidak dilibatkan dalam operasi besar tersebutPolda Sumsel hanya mem-back up bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan dan lebih membahayakan masyarakat umum”Yang menangani bukan Polda Sumsel, tapi tim gabungan Mabes PolriNamun, kita tetap proaktif untuk terus mengembangkan kasus tersebut,” bebernya.
Ketika didesak mengenai jumlah dan nama pelaku kejahatan yang sudah ditangkap, Kapolda mengaku tidak tahuSaat dikonfirmasi ada tidaknya kaitan antara para tersangka dan terpidana teroris buron nomor wahid Singapura, Mas Selamat Kastari, Kapolda tidak menjawab secara tegas”Bisa saja ada keterkaitan karena jaringan teroris luasMereka bisa selalu bergabung baik dari Aceh, Lampung, dan Jawa,” ujarnya.
Juru Bicara Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira juga membenarkan adanya penangkapan sejumlah orang yang diduga terkait terorisme di Palembang, Sumatera SelatanTetapi, dia tidak bersedia merinci penangkapan dan identitas maupun jumlah orang yang ditangkap.
Abubakar mengatakan belum menerima laporan rinci dari petugas reserse maupun Detasemen Khusus yang berada di lapangan, sehingga belum bisa memberi keterangan lebih rinciTermasuk adakah keterkaitan orang-orang yang ditangkap itu dengan jaringan teroris yang selama ini sudah banyak ditangkap.
Di lapangan, informasi mengenai siapa saja dan berapa orang yang tertangkap juga sangat tertutupAda yang menyebut tujuh orang, tetapi ada juga yang menyebut sembilan orangSalah seorang yang ditangkap bahkan disebut-sebut warga negara Singapura
Diperoleh informasi juga bahwa dari rumah yang digerebek kemarin polisi mengamankan sejumlah rangkaian bom dan bahan peledak berkekuatan tinggi
Sumber koran ini di Mabes Polri mengatakan, ada delapan pelaku teror yang diamankan dari sejumlah lokasiPenangkapan mereka membuktikan bahwa ahli bom Dr Azhari yang tewas ditembak di Batu pada 9 November lalu ternyata berhasil menurunkan kemampuannya kepada anak didiknya”Termasuk pada Upik Lawanga, buron dalam kasus Poso, yang kita cari,” katanya
Namun, sumber tersebut tidak mengonfirmasi apakah Upik ada dalam jaringan yang dibekuk itu”Yang jelas, Noordin MTop belum adaYang kita tangkap itu dari mana-mana, tidak hanya jaringan Poso,” tambahnya
Meski begitu, sumber itu menutup rapat saat ditanya akan diledakkan di mana bom-bom maut tersebut”Jangan, nanti bisa membuat resah masyarakatIni jaringan yang dulu juga (Jamaah Islamiyah),” sambungnya.
Sumber itu melanjutkan, bom yang dibuat jaringan tersebut diperkirakan berjumlah 40 buah dan baru ditemukan 22 buah”Sisanya masih kita cari ke segala arah,” katanyaJaringan ini juga terkait dengan Mas Selamat Kastari dan H –warga Singapura yang juga telah dibekukBom itu memiliki kemampuan ledakan lebih besar daripada bom Bali IHari ini mereka diterbangkan ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Pengungkapan kasus teror dalam skala besar di Palembang mendapat dukungan dari fungsi polisi yang lain, seperti Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes PolriDua anggota Puslabfor tadi malam terbang ke Palembang untuk mengidentifikasi sejumlah bahan peledak dan bom rakitan yang ditemukan”Mereka membantu cabang Labfor Palembang,” kata Kapuslabfor Polri Brigjen Pol Ruslan Riza saat dihubungi tadi malam.
Selain meneliti dan mengambil sampel bom-bom rakitan yang telah disita dari sejumlah lokasi, tim akan menjejak di lokasi mana saja bom mematikan itu dirakitSebab, di setiap tempat perakitan bom pasti ditemukan residu bahan peracik bom seperti potasium klorat”Namun, hingga kini belum ada laporannyaYang bertugas menonaktifkan bom-bom tersebut Gegana,” tambahnya
 
Sisir Lagi TKP
Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang di-back up Satbrimob Polda Sumsel kembali mendatangi lokasi penangkapan di Jl Papera RT 34 No 2110 Kel Sei Pangeran, PalembangSejak pukul 09.00 mereka menyisir TKPInformasi yang dihimpun Sumatera Ekspres (Grup Jawa Pos), penyisiran tersebut terkait temuan bahwa di tempat itu masih ada bom aktif
Pengamatan dari radius 150 meter, di TKP satuan Gegana yang berseragam lengkap tampak sedang menjinakkan bomBeberapa petugas mengeluarkan beberapa gulung kabel yang sepertinya alat untuk menjinakkan bomPetugas juga menggunakan peralatan detektorSebab, informasi yang didapat koran ini, bom tersebut ditanam dalam tanahPenyisiran tidak hanya di TKP, tapi beberapa areal di luar TKP
Saat tim Gegana melakukan penyisiran, situasi terasa tegangPetugas mengevakuasi warga di sekitar lingkungan rumah bercat kuning yang diduga masih terdapat peledak aktifWarga dilarang masuk sejak police line dipasang pukul 07.00 hingga kegiatan tersebut berakhir sekitar pukul 18.00Akibatnya, beberapa warga mengeluh karena aktivitas sehari-hari mereka tergangguTapi, warga tidak bisa berbuat apa-apa dan menuruti instruksi petugasBahkan, beberapa wartawan televisi yang meliput di dalam areal police line diminta menjauh.
Di areal penyisiran terdapat enam mobilJuga tersedia kendaraan lapis baja bertuliskan satuan GeganaSekitar pukul 17.00, sebuah mobil Mitsubishi Kuda milik Labfor Polda Sumsel, yang berisi dua orang langsung masuk lokasiPetugas penjinak bom mengikuti dengan membawa beberapa koper kecil yang diduga berisi bahan peledak.
Sekitar pukul 18.00, proses yang berlangsung di TKP berakhirPetugas terlihat memasukkan bahan yang diduga peledak dan peralatan perakit bom ke dalam sebuah kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) Gegana Satuan Brimob Polda SumselKemudian, delapan kotak plastik hijau yang diduga bahan rakitan dan peralatan untuk merakit bom dimasukkan ke sebuah truk pengangkut personel
Informasi yang didapat, barang bukti itu dibawa markas Satbrimob Polda Sumsel di Bukit BesarTotal bahan peledak yang ditemukan mencapai 50 kgDaya ledaknya mungkin lebih kuat daripada bom Bali(9/Mg16/naz/jpnn/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wan Abu Plt Gubernur Riau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler