SUKOHARJO - Perburuan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Sukoharjo rupanya belum berakhirDensus terus mempersempit ruang gerak teroris di daerah ini
BACA JUGA: Komnas Minta Percepatan Kasus HAM Masa Lalu
Usai menangkap Heri Budiarto, 30, warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, di Desa Plumbon, Mojolaban, Kamis (12/5), kemarin pagi (13/5), tim berlambang burung hantu tersebut kembali menangkap Haryanto, 36, warga Dukuh Ledok, Desa Kenokorejo, Polokarto.Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga di SMPN 6 Sukoharjo tersebut ditangkap di rumah dinasnya yang berada di lingkungan sekolah, sekitar pukul 09.30
BACA JUGA: Delapan Menteri Gratiskan Akta Kelahiran
Hal tersebut diketahuinya setelah mendapat laporan dari salah satu guru yang mengetahui kedatangan belasan petugas yang mengaku dari Mabes Polri. "Saya hanya dilapori oleh Kepala TU yang ikut menyaksikanDari laporan yang diterimanya, petugas datang selepas waktu istirahat
BACA JUGA: DPR Diminta Tidak Buat Lembaga Baru
Mereka pun langsung menuju rumah dinas yang biasa digunakan Haryanto beserta keluarganya tinggal sehari-hariSaat petugas mendatangi rumah Haryanto, lanjutnya, ada petugas yang datang ke kantor guru untuk mengajak guru ikut menyaksikan penangkapan"Guru yang ikut menyaksikan adalah Pak Supono dan Bu MunartinKebetulan saat itu keduanya tidak mengajarSelain itu, Pak Sutarto, kepala TU juga ikut menyaksikan pengambilan dan penghitungan amunisi," papar Sri.Dia menuturkan, dari laporan yang diterimanya amunisi berupa peluru tersebut diambil dari plafon dan jumlahnya cukup banyakberkisar 500-an butir"Waktu itu petugas membawa amunisi beserta Haryanto," ujarnya.
Sejak kedatangan petugas, lanjut Sri, istri Haryanto dan anaknya langsung pulang ke rumahnya di PolokartoSelama ini, istri dan anaknya memang tinggal di rumah yang berada di belakang sekolah tersebutBahkan, istri Haryanto berjualan makanan di kantin sekolah
Terkait penangkapan tersebut, Sri mengaku kagetPasalnya, selama ini tidak ada yang mencurigakan dari sosok HaryantoBahkan, penampilannya sangat biasa, tidak seperti penampilan tersangka teroris yang selama ini dilihat di televisi. "Setahu saya Pak Haryanto sudah menjadi penjaga sekolah sudah lumayan lamaSebelum 2005, sudah kerja di siniSaya sendiri baru kenal sejak tugas di sini Januari lalu (2011)," ungkapnya.
Sedangkan salah satu saksi mata, Sutarto, 48, kepala Tata Usaha (TU) SMPN 6 Sukoharjo, menuturkan, ia tidak tahu persis kedatangan Tim Densus ke sekolahSebab, ia hanya diminta menyaksikan saat petugas Densus masuk ke dalam rumah Haryanto dan menghitung amunisi"Saya lihatnya tidak lamaSaya juga tidak tahu jumlah pastinya, tapi memang saat dikeluarkan dari tas plastik warna hitam, jumlahnya banyak, ratusan ada," tuturnya
Hal senada juga diungkapkan saksi mata lainnya Supono, 45Pria yang sehari-hari mengajar karawitan tersebut menuturkan, ia ketemu petugas Densus saat hendak menuju aula untuk mengajarAwalnya, dia mengira dua polisi tersebut sales yang menawarkan barangSebab, keduanya tidak menggunakan seragam"Saat ketemu saya, salah satu meminta saya ikut diaKatanya ada kiriman Mabes Polri dan saya diminta jadi saksiLalu saya ikut mereka (petugas) ke rumah Haryanto," bebernya.
Baru setiba di rumah tersebut ia sempat melihat Haryanto duduk di depan rumah bersama beberapa petugas berpakaian preman yang sudah menungguPetugas pun langsung mengambil barang dari atas plafon yang belakangan diketahui adalah peluru. "Setelah dihitung jumlahnya 500 butir, kalau jenis pelurunya saya tidak tahu pastiSoalnya, saya tidak menyaksikan sampai selesai, karena sudah ditunggu anak-anak di Aula," imbuhnya.
Dari informasi yang beredar, penangkapan Haryanto sendiri dilakukan di JlSlamet Riyadi Kartasura, SukoharjoSetelah ditangkap dan diinterogasi, barulah Densus 88 bersama Haryanto datang ke sekolah ke rumah dinasnyaSetelah itu petugas melakukan pemeriksaan dengan disaksikan sejumlah guru.
Sementara itu, terkait penangkapan Heri Budiarto, 30, terduga teroris yang ditangkap sehari sebelumnya, tetangga kontrakan Heri di Perumahan Griya Wirun Permai RT 03/RW 10 blok B No12 Mojolaban, mengaku Kamis malam rumah warga Solo tersebut sempat dijaga petugasNamun, kemarin pagi, kondisi rumah bercat biru muda tersebut sepi
Salah satu tetangga Heri, Mustofa, 45, mengaku tidak tahu menahu soal adanya penangkapan yang dilakukan Densus 88 terhadap HeriBahkan, ia naru tahu setelah membaca koran.
Menurut Mustofa, sosok Heri sebagai penghuni kontrakan di perumahan sejak tiga bulan ini sangat biasa dan tidak tertutupSelama ini, Heri diketahui bekerja sebagai penjual roti di Semanggi dekat rumah orang tuanya. "Sama tetangga baik, rajin beribadah di masjid perumahanKarena itu, kaget saja kalau sampai ditangkap Densus," ujarnya(vj/nan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri tak Yakin Ada Kecamatan Ingin Gabung Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi