JAKARTA - Perburuan terhadap jaringan bom buku Pepi Fernando belum usaiDetasemen Khusus 88 Mabes Polri mengejar lima nama baru yang muncul dari hasil pemeriksaan Pepi dan kawan-kawan
BACA JUGA: 15 Ribu Polisi Hadapi Mayday di Jakarta
"Lima orang ini punya peran bermacam-macam
BACA JUGA: Satpol PP Uber PKL Mirip Densus 88 Buru Teroris
Jejak lima orang tersebut sudah diketahui dan segera ditangkapSelama diperiksa, kelompok Pepi memang ulet
BACA JUGA: Komandan NII Disebut Dekat dengan Bos Century
Mereka bahkan bisa memberikan keterangan mengecoh dan membingungkan"Metode taqiyah (berpura-pura) ini memang ada latihannyaTujuannya, penyidikan kacau," kata perwira muda ituSalah satu di antaranya adalah keterangan Pepi soal bom yang ditanam di dekat pintu tol CawangBom itu disiapkan sejak Agustus 2010Namun, saat dikeler, Pepi dan kawan-kawan mengaku lupa"Ini anehUntuk operasi pengeboman seperti itu, faktor lupa kecilSebab, mereka pasti menanam bahan peledak di tempat yang strategis untuk menghancurkan sasaran," tuturnya
Walau disisir sejak Rabu lalu (27/4), bahan peledak yang diklaim Pepi tersebut belum ditemukan"Ada tim yang tetap mencariTapi, analisis sementara menyebutkan, itu hanya gertak sambal Pepi," kata alumnus kursus antiteror di Manila, Filipina, itu
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombespol Boy Rafli Amar memastikan penyelidikan terhadap kelompok Pepi terus berlanjut"Mungkin saja ada nama-nama yang sedang diselidikiTapi, tentu ini tidak untuk konsumsi publik," kata Boy kemarin
Mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Mabes Polri itu mengatakan, secara garis besar, tokoh inti jaringan Pepi Fernando telah ditangkapSementara keterlibatan nama-nama yang sedang dikejar masih harus dicari
"AdaTapi, tim intinya adalah kelompok utama yang sudah tertangkapSedangkan lima orang itu sifatnya hanya memberikan bantuanSedang diupayakan (untuk ditangkap, Red)," ungkapnya
Menurut Boy, jaringan Pepi memang tergolong berbeda dengan jaringan teroris selama iniHingga kini, polisi terus mengumpulkan keterangan untuk memperkuat dugaan adanya benang merah antar jaringan"Sementara memang belum ada kaitan dengan jaringan lama atau DPO lama," katanya
Di bagian lain, Ferry Juan, pengacara Imam Firdaus (IF), kamerawan Global TV yang juga ikut menjadi tersangka dalam kasus tersebut, merasa yakin bahwa kliennya tidak punya motif terorisme"Lebih faktor ekonomi saja," kata Ferry saat dihubungi kemarin
Dia menduga, Imam hanya dimanfaatkan Pepi karena mengenal sebagai teman"Istri Imam bilang bahwa Pepi sering meminta bantuan kepada Imam," katanya
Namun, Ferry belum berani memastikan apakah Imam benar-benar mengetahui rencana pengeboman tersebut atau tidakIni disebabkan hingga kini Ferry belum bisa mendampingi IF dalam pemeriksaan
Ferry menjelaskan, dalam UU Pers, seorang jurnalis mempunyai hak untuk menemui narasumbernyaBaik itu seorang teroris maupun pemimpin gerakan separatis"Cuma, kalau ada kejahatan, ya dilaporkan," ujarnya.
Imam sekarang diperiksa Densus 88 Mabes PolriRencananya, Kepala Biro Al-Jazeera Bobby juga akan dimintai keterangan sebagai saksi(rdl/c4/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tokoh Besar yang Menjunjung Tinggi Pluralisme
Redaktur : Tim Redaksi