Densus Selidiki Koneksi Pesantren Bima dengan JAT

Minggu, 17 Juli 2011 – 13:10 WIB

JAKARTA - Penyidikan kasus ledakan di di Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab di Desa Sanolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus dikembangkanMabes Polri bahkan menerjunkan Densus 88 untuk menyelidiki keterkaitan dengan jaringan terorisme.

"Saat ini, penyidikan kasus Bima disupervisi oleh Densus 88 Mabes Polri," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Penum) Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar, Sabtu (16/7)

BACA JUGA: Tidak Kendur, Walau Diisukan Akan Direshuffle

Satu tim dibantu dengan ti forensik sudah berangkat sejak tiga hari lalu.

Dia mengatakan, Polri melihat kasus di Bima tersebut berkaitan dengan kasus-kasus terorisme sebelumnya
Pemeriksaan terhadap mereka yang sudah tertangkap terus dilakukan

BACA JUGA: PNS Membengkak Dampak Kepentingan Politik

"Terutama pimpinannya
Yang jelas yang meledak itu bom," kata Boy.

Indikasi bahwa ada jaringan teroris di ponpes itu, menurut dia, jelas terlihat karena awalnya mereka menolak dimasuki petugas

BACA JUGA: 60 Instansi Tak Rekrut CPNS Baru

Bahkan, sebagian sempat melarikan diri ke pegunungan dan santri-santrinya juga dipersenjatai.

Siapa dalangnya" Menurut Boy, koneksi dengan jaringan lain dikembangkanTermasuk dengan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid)"Karena ada pengakuan salah seorang yang tertangkap kalau mereka anggota," tuturnya.

Seperti diketahui, ledakan di Ponpes Umar bin Khattab di Bima terjadi Senin (11/7) laluPeristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.30 itu menewaskan satu orang yang diidentifikasi bernama Firdaus yang menjabat sebagai bendahara ponpes.

Polisi telah menangkap pimpinan ponpes itu (15/7), Ustad Abrory MAli, untuk dimintai keteranganDia ditangkap di kediaman orang tuanya, Desa Kananga, Kecamatan Bolo, pukul 12.30 WitaSaat ini, polisi telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus itu.

Tertangkapnya pimpinan ponpes itu diharapkan bisa mengungkap kasus itutermasuk hubungan dengan jaringan lainHasil penyelidikan polisi, penghuni ponpes itu terdiri atas 15 orang alumni dan 36 santri yang tengah menjalani pendidikan.

Terpisah, Juru Bicara JAT Sonhadi menampik adanya keterkaitan ponpes di Bima itu dengan JATDia memertanyakan bukti-bukti yang dimiliki Polri sehingga menyimpulkan keterkaitan itu"Bukti-bukti apa sehingga Polri bisa menyimpulkan JAT ada di balik pesantren Bima" Sekali lagi Polri terlalu gegabah," katanya.

Sonhadi meminta tidak ada yang sembarangan menuduh pesantren itu sebagai tempat teroris"Mereka belajar agama lho, bukan kekerasan," katanyaMenurut Sonhadi, yang meledak di pesantren itu bukan bom"Kami mndapat info kalau itu sebenarnya hanya tabung kompor gas," katanya(rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgas Dorong Koruptor tak Diberi Asimilasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler