Depkes-BPOM Deteksi Makanan Basi

Rabu, 01 April 2009 – 09:09 WIB
TANGERANG- Keluhan pengungsi tragedi Situ Gintung lantaran diberi makanan basi langsung ditindaklanjuti pemerintah pusatTiga tim uji klinis Balai Besar Kesehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Depkes) kemarin menguji semua makanan, minuman, dan air lingkungan yang berada di penampungan

BACA JUGA: JK Tebar Pesona di Situ Gintung



"Kita coba lihat ada bakteri merugikan nggak
Kalau positif, maka harus ada proses sterilisasi," kata ketua tim uji klinis makanan Balai Besar Kesehatan Lingkungan Rulian Simanjuntak di posko penampungan korban bencana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/03).

Bakteri yang perlu diwaspadai, kata dia, adalah e-coli, samonela, dan sinigil

BACA JUGA: Iklan Tak Musti Selalu jadi Dewa

Sebab, ketiga bakteri tersebut dapat mengganggu pencernaan warga korban bencana sehingga menimbulkan berbagai penyakit seperti diare dan kolera

Biasanya, bakteri tersebut berkembang biak pada makanan kotor, minuman tak sehat, dan air lingkungan tercemar

BACA JUGA: RI Sudah Tak Berdaulat Lagi

Apalagi kondisi lingkungan di penampungan terbilang cukup becekKapan hasil pengujjiannya bisa diketahui?
"Dua hari proses pengujiannyaKita ambil sampel makanan di empat titik, terutama dapur umum dan makanan siap saji," ujarnya

Hasil uji laboratorium tadi, menurut dia, bakal segera dilaporkan ke instansi terkaitJika terbukti positif ada bakteri berbahaya, maka makanan tersebut perlu segera diamankan dengan menindaklanjuti asal dibuatnya makanan tersebut"Kalau makanan siap saji, kita bakal cek lagi lokasi pembuatannya agar dipastikan upaya preventifnya," tuturnya

Tim uji klinis tersebut bekerja selama 12 hari di lokasi penampunganSetiap hari terdapat sembilan orang atau tiga tim yang menguji secara acak makanan, minuman, dan air lingkunganSelain mengumpulkan data klinis lingkungan, juga mengumpulkan data penunjang lainnyaUntuk itu dilakukan pemotretan lokasi pengambilan sampel
   
Sementara itu,  Koordinator Posko Utama UMJ Rahmat Salam mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menguji kelayakan dan kesehatan makanan di empat dapur umum di posko pendukungHasilnya, BPOM menyatakan makanan layak dikonsumsi dan tidak mengandung penyakitRentang waktu tahannya makanan juga cukup lama"Jadi, pengungsi jangan khawatir," kata Rahmat

Selain itu, lanjut Rahmat, untuk menghindarkan penyebaran penyakit akibat banyaknya bangkai hewan, di sekitar lokasi bencana juga dilakukan pengasapan (fogging)Ini dilakukan untuk mensterilkan lokasi dari hama penyakit
Sayangnya, fogging pagi kemarin disambut hujan pada sore harinya"Kami berharap upaya fogging tidak sia-sia karena sorenya malah hujan," harap RahmatFogging dilakukan oleh 300 personel dari Dinas Kesehatan dan dokter kepolisian

Kegiatan lainnya yang berlangsung di lokasi bencana adalah pemulihan korban dari trauma berupa trauma counseling"Tadi pagi (kemarin, Red.) tim berjumlah 20 orang, terdiri atas dokter dan psikolog memberikan trauma counseling bagi para korbanSelain itu, Kak Seto (Seto Mulyadi, Red.) juga memberikan trauma counseling kepada anak-anak di kediamannya," jelas Rahmat

Ada pun logistik yang sudah meluber sampai halaman Fakultas Hukum UMJ juga akan dipindahkan"Untuk logistik berupa pakaian dan makanan kering akan dipindah ke gedung rektoratSelain karena sudah tidak mencukupi, gedung Fakultas Hukum juga mau dipakai kuliah," terangnyaRencananya, UMJ kembali menggelar kegiatan belajar mengajar pada Senin(6/4) depan(fel/rko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Afirmasi, Golkar Tak Konsisten


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler