Deposito Masih Primadona untuk Investasi

Selasa, 21 Juni 2016 – 09:36 WIB
OCBC NISP. Foto: IST

jpnn.com - JAKARTA – Kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga disambut gembira perbankan. Keputusan tersebut dianggap bakal memberikan sentimen positif untuk perbankan Indonesia.

’’Turunnya BI rate dapat menjadi momen baik untuk perkembangan nasabah wealth management. Seiring dengan turunnya BI rate, rata-rata bunga deposito juga ikut rendah,’’ ujar Head of Individual Customer Solutions Bank OCBC NISP Ka Jit di Jakarta kemarin (20/6).

BACA JUGA: Impor Diyakini tak Turunkan Harga Daging

Dia menjelaskan, penurunan suku bunga pada akhirnya membawa perubahan perilaku investor. Dengan suku bunga rendah, dia yakin sektor riil akan terus bergairah. Bergeliatnya sektor riil berkorelasi dengan demand di sektor perbankan.

Namun, lanjut dia, investor semestinya harus mengetahui tujuan berinvestasi. Rata-rata investor yang ada saat ini belum banyak yang mengetahui dengan jelas tujuan utama berinvestasi.

BACA JUGA: Banggar Minta Proyeksi Defisit Jadi 2,35 Persen

’’Investor mesti consider goal mereka apa. Apakah memang ingin berinvestasi saja, atau ingin menumbuhkan aset secara signifikan? Kebanyakan investor masih menyasar instrumen apa pun yang memberikan bunga lebih tinggi daripada deposito,’’ jelasnya.

Wealth Advisory Head OCBC NISP Juky Mariska menjelaskan berbagai perkembangan wealth management Indonesia dalam beberapa poin. Pertama, tingkat investasi masyarakat masih sangat rendah.

BACA JUGA: Mantap! Martabe Jual Emas Dua Ton

Karena itu, sering kali wealth management diasosiasikan dengan high net worth individual atau layanan yang hanya dapat dinikmati kalangan tertentu.

’’Jenis investasi deposito berjangka masih dipilih tujuh di antara sepuluh nasabah berusia di atas 50 tahun, sedangkan generasi muda lebih membutuhkan jenis investasi yang dapat disesuaikan dengan profilnya,’’ katanya.

Kedua, menjawab insights tersebut, kemudian bank mengeluarkan produk dan program yang disesuakan dengan risiko yang mengaitkan aspirasi generasi yang lebih muda.

Dengan berbagai macam diversifikasi produk wealth management, berbagai macam tujuan investasi bisa dicapai. Misalnya, asset growth, asset preservation, lifestyle protection, dan lain-lain.

Ketiga, selain diversifikasi produk, saat ini bank memberikan service dalam wealth advisory, wealth discovery, dan active management. Layanan tersebut bertujuan memberikan informasi dan evaluasi sehingga nasabah premier banking dapat memutuskan jenis yang sesuai untuk mencapai tujuan investasinya.

Dengan perkembangan tersebut, pihaknya menargetkan prospek dana kelolaan wealth management bisa tumbuh 15–20 persen hingga akhir tahun. Perseroan yakin target tersebut bakal teralisasi pada paruh kedua tahun ini seiring prospek ekonomi yang masih cerah.

’’Paling tidak bisa tumbuh 20 persen atau Rp 40 sampai 45 triliun. Hingga kini kami memiliki 20 ribuan nasabah wealth management. Adapun dana kelolaan wealth management menyumbang 30 persen pertumbuhan aset perseroan,’’ tutur Ka. (dee/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Ekspor dan Impor, Jajaki Selandia Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler