Desakan Tunda FTA Makin Kuat

Sabtu, 19 Desember 2009 – 20:36 WIB

JAKARTA – Direktur Pusat Advokasi dan Konsultasi Ritel Indonesia, Hermawi F Taslim mendesak pemerintah untuk merenegosiasi Free Trade Agreement (FTA) Asean-ChinaJika tidak, perjanjian perdagangan bebas yang dirancang berlaku Januari 2010 itu akan melegalkan produk China membanjiri pasar Indonesia

BACA JUGA: Produk UKM Masih Rentan

Akibatnya, industri dalam negeri akan mati karena kalah bersaing.

 “Kalau saya presiden, saya panggil para menteri, FTA kita tunda
Mungkin memalukan, tapi bangsa itu jauh lebih penting

BACA JUGA: 10 Ribu Rumah untuk Prajurit TNI

Boleh ditunda karena belum siap
Kenapa tidak? UUD 1945 saja jauh lebih tinggi kedudukannya daripada perjanjian ini sudah diamandemen karena kepentingan rakyat

BACA JUGA: KPPU Optimis Putusannya Dikuatkan PN

Kita boleh tunda, demi rakyat,” kata Hermawi pada diskusi di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta, Sabtu (19/12).

Dengan infrastruktur yang belum memadai dan harga produk dalam negeri yang lebih mahal dari produk China akan  mempercepat proses matinya industri dalam negeri“Barang China itu ada dua karakteristiknya, murah dan murah sekali,” kata Hermawi  yang juga pebisnis di Pasar Glodok.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G Ismy mengatakan, serbuan produk China yang masuk ke dalam negeri tidak akan bisa dibendung ditambah dengan kesiapan pemerintahnyaInfrastruktur  yang memadai menjadikan produksi tekstil dan garmennya terjaga.

Ernovian menjelaskan meski tarif listrik di China tinggi, akan tetapi pasokannya selalu terjamin dan tidak pernah ada pemadaman bergilirKarenanya, Ernovian tidak menjamin apakah industri tekstil dan garmen bisa bertahan jika kondisi listrik di Indonesia tidak dibenahi“Sepertinya pemerintah tidak tahu kalau industri akan kolaps, karena FTA iniSebab, tahun depan juga mau naikin tarif listrik," pungkasnya.

Menyikapi diterapkannya FTA, Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan Pemerintah tengah menyiapkan  sejumlah kebijakan sebagai langkah untuk mengantisipasi serbuan produk asing.

Selain mempermudah investasi, kata Edy, pihaknya juga melakukan promosi pemakaian produk dalam negeri, menggencarkan penggunaan bahan baku, seperti baja dari dalam negeri untuk pembangunan proyek di Indonesia“Teman-teman departemen juga sudah bekerjaKita juga berusaha untuk memperkuat yang di dalam negeri,seperti listrik dan infrastruktur," tuturnya(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Rp 80 Miliar Uang Karyawan BI di Bank Century


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler