Produk UKM Masih Rentan

Terkait Serangan Impor Jelang FTA

Kamis, 17 Desember 2009 – 21:23 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi, Sandiaga Salahudin Uno memperkirakan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang perlu penundaan Free Trade Agreement (FTA) adalah produk UKM untuk kebutuhan sehari-hari"Sebenarnya, produk kita punya daya saing yang tinggi

BACA JUGA: 10 Ribu Rumah untuk Prajurit TNI

Tetapi, mungkin untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan dan garmen harus ditunda," terang Sandiaga di Jakarta, Kamis (17/12).

Dijelaskan Sandiaga, pihaknya tidak menepis bahwa beberapa produk UKM rentan terlibas produk impor Cina
Namun menurutnya pula, produk seperti kerajinan masih unggul dibandingkan Cina

BACA JUGA: KPPU Optimis Putusannya Dikuatkan PN

"Sebaiknya stop polemik mau ditunda atau tidak
Yang penting cari peluang mana produk yang bisa diuntungkan dengan FTA," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Departemen Perindustrian telah melansir bahwa sebanyak 314 pos tarif (jenis produk) dari delapan sektor usaha dan UKM akan ditunda dan dimodifikasi tarifnya

BACA JUGA: Ada Rp 80 Miliar Uang Karyawan BI di Bank Century

Kedelapan sektor industri itu di antaranya adalah makanan dan minuman, petrokimia, tekstil dan produk tekstil, kimia anorganik, alas kaki, elektronika, furniture, serta besi baja.

Selain itu, pemerintah pun telah memutuskan akan menunda sebanyak 303 pos tarif  dari delapan sektor usaha, plus 11 pos tarif dari industri kecil dan menengah dalam implementasi schedule Normal Track 1 (NT1) perjanjian perdagangan bebas FTA ASEAN-China(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Draf Aturan Tender Bau Neolib dan Pasal Karet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler