jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa angkat bicara setelah kepolisian menerima kritik warganet karena terburu-buru mengungkap sosok peretas Bjorka.
Adapun, kritik warganet itu muncul seusai penyidik Korps Bhayangkara diduga salah mengidentifikasi MAH, seorang pemuda di Madiun sebagai Bjorka.
BACA JUGA: Dituduh Bantu Bjorka, Pria Asal Madiun Dijerat 3 Pasal UU ITE
Desmond beranggapan sangat wajar polisi terburu-buru dalam mengungkap sebuah kasus agar penyidik dikesankan bekerja maksimal.
"Kalau polisi terburu-buru, kan, biasa. Jadi, yang penting kesannya beres, kan," sindir Desmond ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9).
BACA JUGA: Bjorka Warga Negara Asing atau Indonesia? Irjen Dedi Bilang Begini
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu merasa polisi hanya ingin membangun kesan mampu membereskan kasus hukum, lalu mengusut perkara dengan terburu-buru.
"Ya, bangun kesan beres, ternyata enggak beres. Itu sudah kebiasaan polisi," kritik Desmond.
BACA JUGA: Data NIK Dibongkar Bjorka, Nikita Mirzani Balik Mengolok Sang Hacker
Pria berkacamata itu justru merasa aneh apabila polisi mampu menangkap sosok Bjorka yang asli dan mau mengungkap ke publik.
"Ada yang hari ini polisi benar? Enggak ada, kan? Hanya polisi tidur, kan. Sudah benar, tuh," ujar Desmond.
Tim Khusus (Timsus) telah menetapkan pemuda asal Madiun berinisial MAH (21) yang sebelumnya diduga peretas Bjorka, sebagai tersangka dugaan kebocoran data.
Hal itu diungkap Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Ade Yaya Suryana.
"Timsus telah melakukan bebarapa upaya dan berhasil mengamankan tersangka inisial MAH," kata Ade di Mabes Polri, Jumat (16/9).
Perwira menengah Polri itu menyebut MAH merupakan bagian dari kelompok yang berperan sebagai penyedia kanal Telegram Bjorkanism.
"Selanjutnya, kanal Telegram tersebut digunakan untuk menunggah informasi yang berada pada Breach Two," ujar Ade. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Pemuda Madiun soal Bjorka, Begini Awalnya, Oalah
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan