Deteksi Dini Kanker Payudara Belum Efektif

Selasa, 09 November 2010 – 16:33 WIB
JAKARTA - Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YPKJ), Sutjipto menerangkan, deteksi dini kanker payudara di Indonesia masih belum efektifPadahal, deteksi dini kanker payudara dapat mencegah kondisi kanker menjadi lebih parah.

"Skrining dan deteksi dini kanker merupakan rangkaian program penting, karena meningkatkan angka survival dan menurunkan angka kematian

BACA JUGA: Atur Posisi agar Tak Gagal Menyusui

Sistem deteksi dini dan skrining yang baik setidaknya menurunkan stadium temuan kanker di masyarakat," ungkap Sutjipto di sela seminar Pengenalan dan Deteksi Dini kanker Payudara di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (9/11).

Disebutkan, angka survival penderita kanker payudara di negara berkembang jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan negara maju
Menurutnya, faktor tersebut diakibatkan rasa enggan berbicara, malu mengutarakan situasi yang dihadapi oleh diri sendiri, dan biaya pengobatan yang tidak mampu untuk dilakukan

BACA JUGA: Air Minum Dalam Kemasan Tetap Aman

Sutjipto mengatakan, kurangnya program deteksi dini menyebabkan kanker payudara  menjadi penyebab kematian tertinggi bagi perempuan.

Berdasarkan  survey yang dilakukan YKPJ, tahun 2005 menunjukkan 80 persen masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara
"Hanya 11,5 persen yang paham, sementara sisanya sebanyka 8,5 persen tidak tahu," imbuhnya.

Selain itu, data sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2007 juga menyebutkan bahwa kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 21,69 persen lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya hanya mencapai 17 persen

BACA JUGA: Kelor, Daun Mistis Banyak Gizi

Sedangkan, berdasarkan data Rumah sakit kanker Dharmais, jumlah kasus terus meningkatYakni, tahun 2003 ada sebanyak 221 kasus, dan tahun 2008 menjadi tiga kali lipat menjadi 657 kasus"Sayangnya, 60-70 persen pasien yang datang sudah stadium lanjut, II atau IV," ujarnya.

Lebih lanjut Sutjipto menambahkan, pihaknya berupaya mengakomodir dan menyediakan materi edukasi kepada masyarakat luasBahkan, lanjut Sutjipto, pihaknya juga memfasilit6asi jalur pengobatan untuk pasien yang terpilih.

Masih di tempat yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar menerangkan, penanaman nilai-nilai positif dan penanganan masalah kesehatan perempuan memerlukan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, organisasi perempuan, dan kalangan perguruan tinggi"Harus ada motivasi kuat dan cara pandang positif terhadap pencegahan kanker payudara agar perempuan tetap selalu menjaga kesehatan dirinya," terangnya.

Sementara itu, Linda juga menceritakan pengalamannya saat menghadapi masa sulit ketika didiagnosa mengidap kanker payudaraDikatakan, perempuan yang didiagnosa dengan kanker payudara sangat membutuhkan dukungan dari pasangan dan keluarga"Perawatan kanker merupakan perlakuan yang dialkukan secara peroranganNamun peran keluarga dan suami sangat diperlukan," jelasnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Separuh Air Minum Kemasan Bermasalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler