Detik-Detik 3 Polisi Disandera di Kapal Hantu, Menengangkan, Bak Film Hollywood

Senin, 02 Mei 2022 – 02:32 WIB
Barang bukti kapal hantu (kiri) yang digunakan pelaku penyelundupan benih benur lobster diamankan di Mako Ditpolairud Polda Sumsel, Minggu (1/5). Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko P/22

jpnn.com, BANYUASIN - Tim Direktorat Polairud Polda Sumsel menangkap kapal hantu di perairan Sri Menanti, Tanjung Sareh, Banyuasin, Sabtu (30/4).

Julukan kapal hantu karena tidak memiliki nama dan mampu melaju melintasi laut hingga 100 kpj dari empat mesin berkekuatan total 800 PK.

BACA JUGA: Mbak RM tak Mendapat Cinta dari Teman Kumpul Kebonya

Dalam penangkapan tersebut, tiga anggota polisi sempat disandera oleh tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK) yang berada di kapal hantu itu.

Direktur Ditpolairud Polda Sumsel Kombes Pol Widodo mengatakan peristiwa itu terjadi ketika tiga anggotanya melakukan operasi penyergapan pelaku di perairan Sri Menanti, Banyuasin, Jumat (29/4) malam.

BACA JUGA: Pengakuan Mbak KUR, Si Janda Muda Perusak Bangsa

Ketiga polisi itu, yakni Kapten Kapal Ditpolairud Polda Sumsel Bripka Nandi J Wasiso, Bripka Nandi, dan Bripka Romi.

Saat itu, ketiganya melompat ke kapal hantu. Para pelaku yang mengetahui aksi polisi tersebut langsung tancap gas.

BACA JUGA: 3 Anggota Polisi Dibawa Kabur Penyelundup dengan Kapal Hantu, Dikeroyok hingga Tak Berdaya

"Pengemudi tancap gas kencang mau membawa kabur anggota saya,” kata dia di Palembang, Minggu (1/5).

Selama di atas kapal, Widodo menjelaskan ketiga anggotanya itu dikeroyok tujuh pelaku.

Para pelaku tidak mengindahkan tembakan peringatan yang dilepaskan anggotanya.

Namun, salah satu pelaku mencoba menyerang menggunakan senjata tajam jenis parang.

“Mendapatkan penyerangan itu Kapten Kapal Ditpolairud Polda Sumsel Bripka Nandi terpaksa memberikan tindakan tegas terukur menggunakan senjata api, hingga dua pelaku dilumpuhkan pada bagian perut dan lutut,” kata dia.

Sementara itu, Bripka Nandi J Wasiso menceritakan ketika berada di atas kapal tersebut, dia bersama dua rekannya dipukuli sembari dibawa kabur para pelaku hingga sekitar kurang dari satu kilometer dengan kecepatan 40 mil/jam.

“Malam itu sangat minim cahaya hanya ada penerangan senter, saya jatuh bangun dipukul dan ditendang hingga paha saya memar," kata Nandi.

Dia lantas memberikan tembakan peringatan, tetapi tidak digubris.

"Saya berikan tembakan peringatan, tetapi tetap tidak digubris pelaku hingga akhirnya saya terpaksa menembak ke arah pelaku, lalu saya berhasil mengambil alih kemudi kapal hantu itu,” kata dia.

Setelah itu, lanjut Nandi, mereka berhasil menguasai kondisi dengan mengamankan enam dari tujuh pelaku tersebut.

Para pelaku itu kemudian dibawa ke Markas Komando (Mako) Polairud di Sei Lais, Kalidoni, Palembang, Jumat (29/4) dini hari.

“Enam dari tujuh pelaku tersebut diamankan, sedangkan satunya kabur melompat ke laut. Saat ini masih dalam pencarian," jelas Nandi.

Dia menambahkan dua pelaku yang terluka sudah mendapatkan penanganan medis.

Dalam penangkapan tersebut, Ditpolairud Polda Sumsel mengamankan barang bukti sebanyak 158.800 ribu ekor benih lobster jenis mutiara dan pasir berasal dari Lampung yang dikemas dalam 21 boks sterofoam.

Adapun enam orang pelaku tersebut berinisial Az (55), Ar (32), Y (44), R (29), Jef (55), dan A (28).

Barang bukti yang bernilai sekitar Rp16 miliar lebih tersebut diduga akan diselundupkan ke Singapura maupun Vietnam melalui perairan laut Banyuasin-Batam.

Para pelaku disangkakan melanggar Pasal 88 Juncto Pasal 16 Ayat 1 atau Pasal 92 Juncto pasal 26 Ayat 1 Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dengan saksi pidana penjara maksimal delapan tahun dan denda Rp 1,5 miliar. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mami Ros Hebat Layani Tamu, Rumahnya Jadi Ramai, Hemm


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler