jpnn.com, BALIKPAPAN - Darmadi Anca merupakan pelaku pembunuhan terhadap Handarri, sopir taksi online yang jasadnya ditemukan di semak-semak di Jalan Perum Prona Lestari II, Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kaltim, Selasa (12/6).
Darmadi Anca mengaku sebagai sosok temperamental. Dia naik darah ketika Handarri ogah mengantarnya ke tempat tujuan. Alasan sopir angkutan online itu, jalan Perum Prona Lestari II becek dan berlumpur. Mereka cekcok. Sama-sama ngotot.
BACA JUGA: Sopir Taksi Online Dibunuh, Istri Cerita Saat-saat Terakhir
"Dia (Handarri) langsung putar balik," kata Darmadi, Rabu (13/6), di Mapolres Balikpapan. Sikap itu membuat Darmadi merasa terhina.
“Dia bilang enggak mau meneruskan orderan. Ongkos Rp 16 ribu tak sepadan dengan jalan yang dilewati,” sambung pria asal kelahiran Sangatta, Kutai Timur, 1991, itu.
BACA JUGA: Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Online, Ternyata!
Perasaan terhina Darmadi kian dalam. Merasa direndahkan. "Dia (Handarri) bilang jangan mau enaknya pesan taksi online (minta diantar lewat jalan rusak dengan ongkos murah). Lalu korban minta saya diantar pakai helikopter saja," kata pria berkulit gelap itu.
Kalimat Handarri itu lantas disambut dengan tembakan senjata air soft gun. Darmadi membidiknya dari kursi penumpang. Handarri panik. Mobil terperosok ke bahu jalan. Dan menabrak pohon. Handarri sempat melawan. Dia keluar dari mobil. Darmadi membuntuti.
BACA JUGA: Sopir Taksi Online Dibunuh, Sejumlah Luka Tusuk di Kepala
"Saya tembak lagi dia. Karena melawan, saya pukul pakai dongkrak mobil," ucap pria beranak satu itu.
Tak hanya memukul dengan dongkrak, Darmadi juga menusuk korban dengan pisau. Saking kuatnya tusukan, gagang pisau patah. Darmadi baru berhenti menganiaya Handarri setelah melihat ada warga yang melintas menggunakan sepeda motor. Dia langsung kabur. Menjauhi lokasi. Menelepon temannya untuk meminta jemputan.
"Teman saya kaget lihat saya penuh lumpur. Saya bilang saya habis dikejar anjing. Terus saya minta diantarkan ke rumah teman saya itu di daerah Sepinggan. Saya mandi dan pinjam pakaian teman saya itu," bebernya.
Setelah mandi, Darmadi pulang ke rumahnya di kawasan Prapatan Dalam, Balikpapan Kota. Sebelumnya dia membuang baju yang berlumuran darah dan lumpur. Dibuang di bak sampah dekat Auri, Sepinggan, Balikpapan Selatan.
Sampai di rumah, dia bercerita kepada sang istri. Mengaku telah membunuh seseorang. Bersama istri dan anaknya yang masih berumur empat bulan, Darmadi lantas menyewa mobil. Mereka akan pulang ke kampungnya di Sangatta. Namun, dia menolak disebut akan melarikan diri.
BACA JUGA: Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Online, Ternyata!
"Saya mau antar istri dan anak saya dulu ke rumah orangtua. Biar mereka aman. Setelah itu niat saya menyerahkan diri. Tetapi di tengah perjalanan saya ditangkap," ucapnya.
Mengetahui Handarri tewas, Darmadi meminta maaf kepada keluarga korban. Dia mengaku menyesal. Dihantui perasaan bersalah. Sulit tidur. “Saya minta maaf. Saya paham keluarga yang ditinggalkan pasti sedih. Saya menyesal,” tuturnya.
Namun, cerita Darmadi tampaknya sulit dipercaya. Pasalnya, selain pistol air soft gun, Darmadi rupanya membawa pelat mobil. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan. Bahwa niat awal Darmadi adalah merampok.
Namun, dia membantah. Pelat tersebut, katanya, milik temannya. Hendak diantarkan. Sedangkan pistol, dibelinya dua bulan lalu. Secara online seharga Rp 3 juta. (gel/*/rdh/dwi/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub Kunjungi Korban Rampok Taksi Online
Redaktur & Reporter : Soetomo