jpnn.com, BANDUNG - Seorang pria bertubuh gempal melempar kaca Masjid Nurul Jamil di Jalan Bukit Dago Selatan No. 1, Coblong, Kota Bandung, Rabu (23/9) pagi.
Menurut keterangan saksi, pria plontos bertelanjang dada, yang saat kejadian hanya mengenakan sarung berwarna hijau tua itu memecahkan kaca setebal 12 inci dengan melemparkan paving blok kira-kira sebesar paha orang dewasa.
BACA JUGA: Tepergok Lempar Masjid Pakai Batu, Pelaku Mengaku Orang Dengan Gangguan Jiwa
Dalam sebuah video singkat yang diperlihatkan warga kepada Radar Bandung di lokasi kejadian, pria gempal berusia sekitar 30 tahunan itu mengaku orang gila.
Saat warga menanyakan alasan pelemparan, pria gempal itu kembali menyebut dirinya mengalami gangguan mental.
BACA JUGA: Pembacokan di Dalam Masjid tak Terkait Radikalisme, Pelaku Diancam Hukuman Seumur Hidup
“Abdi mah nu gelo (saya orang gila),” ungkap pria itu saat diikat oleh warga pada batang pohon mahoni di depan masjid.
Seorang pengurus DKM Nurul Jamil, Syaiful Mujab, menjadi salah seorang saksi mata.
BACA JUGA: Kisah Tesla Manaf, dari Kos di Dago Membawa Musik yang Rumit ke Pentas Dunia
Dia termasuk orang yang pertama kali mengetahui insiden pelemparan tersebut.
Menurut Syaiful, pelemparan terjadi Rabu (23/9) pagi, sekira pukul 06.00 WIB.
Saat itu, Syaiful tengah bersama pengurus DKM lainnya di ruang sekretariat tepat di samping masjid.
“Sekira pukul 06.00 WIB terdengar dalam suara pecahan kaca,” ungkapnya di lokasi, Rabu (23/9), seperti dilansir Radar Bandung.
“Saya keluar (dari ruang sekretariat) dan melihat ada seseorang di depan pintu gerbang tidak memakai baju. Ia mengenakan sarung berwarna hijau. Sedang memegang bata,” katanya.
Syaiful langsung membentak pria itu, merasa heran dan mempertanyakan mengapa pria yang bersangkutan melempar kaca masjid.
Namun, pria itu balik mencaci Syaiful.
Bahkan, kata Syaiful, pria itu mengancam akan membunuhnya.
Dengan memegang bata besar, pria itu berupaya mengejar Syaiful.
“Dia tiba-tiba mengamuk, dia mengejar saya mengancam akan melempar batu dan meneriakan cacian, mengancam membunuh saya,” ungkapnya.
“Saya lari masuk kembali ke ruang sekretariat, di dalam saya bersama satu pengurus DKM lainnya,” katanya.
“Lalu dia melempar pintu kaca sekretariat. Setelah itu, terdengar lagi kaca pecah dari ke arah samping masjid sebelah utara. Saya tetap bersembunyi di dalam. Lalu, saya coba menelepon pihak polsek,” sambungnya.
Sebelum polisi datang, Syaiful memberanikan diri lari keluar untuk mendatangi langsung kantor polsek.
“Setelah itu saya datang dengan polisi, saat tiba (di masjid) yang bersangkutan sudah diikat warga di pohon mahoni. Kemudian, dibawa ke Polrestabes Bandung,” imbuh Syaiful.
Syaiful mengatakan, pria itu diketahui bukan warga setempat.
“Sedang bertamu kepada pamannya yang tinggal di dekat sini. Tadi saudaranya ke sini,” imbuhnya.
“Dia (pelaku) baru datang semalam. Menurut pengakuan pamannya sih ada gangguan jiwa. Ia itu pernah melakukan tirakat (mempelajari ilmu gaib),” bebernya.
Kendati demikian, seperti beberapa warga lain di lokasi, Syaiful tak berani memastikan apakah pria itu memang mengalami gangguan kejiwaan atau tidak.
Syaiful, sebagai saksi sekaligus pengurus DKM, menyerahkan pemeriksaan kepada pihak kepolisian.
“Saat ditanya warga, dia memang mengaku gila. Tapi pihak kepolisian juga belum bisa dikategorikan gila karena belum ada pemeriksaan kejiwaan dan lain-lain,” jelasnya.
“Ke depannya akan mengintensifkan pengamanan, kami akan tingkatkan khususnya saat malam dan subuh. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak kemanan setempat ya, seperti linmas,” pungkas Syaiful.
Terpisah, Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya meminta masyarakat tetap tenang dan waspada.
Masyarakat juga diminta tetap saling menjaga dan mengingatkan. Ulung juga mengimbau agar tak terpancing dengan isu-isu yang belum tentu benar.
“Apabila ada informasi yang diperlukan, silakan menghubungi bhabinkamtibmas, ke polsek atau ke koramil terdekat,” katanya.
Pihaknya, sambung Ulung, masih mendalami terkait motif dari pelaku pelemparan. Ulung menyebut yang bersangkutan tidak memiliki pekerjaan.
“Saat ini motifnya masih kami dalami, yang jelas dengan tindakan pelemparan ini, itu yang kami proses dulu unsur perbuatannya. Pelaku tidak memiliki pekerjaan, sebagai pengangguran, jadi mondar-mandir saja,” terangnya.
Sementara itu, Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung, KH. Wahyul Afif Al-Ghafiqi meminta aparat keamanan untuk bisa segera mengungkap insiden tersebut.
Pihak kepolisian harus menyelidiki motif agar publik dapat mengetahuinya secara terang benderang.
“Kami percayakan pada kepolisian untuk menyelidiki kasus ini hingga terang-benderang apa motif perusakan itu,” ucapnya.
“Jangan ambil tindakan sendiri-sendiri, ada aparat keamanan yang sedang bekerja menuntaskan kasus ini. Mari lebih menguatkan silaturahim satu dengan lainnya, jangan mudah diprovokasi,” imbuhnya. (muh)
Redaktur & Reporter : Adek