BACA JUGA: Anti Batu, Mampu Rekam Demo dari Jarak 500 Meter
----------------------------------------------------
ZULHAM-AQUAINO, Jakarta
----------------------------------------------------
SABTU pagi lalu, situs jejaring sosial Twitter gempar
BACA JUGA: Anak-Anak Muslim Komunitas Punk Berdakwah lewat Punkajian
Habibie, mengabarkan informasi mengejutkanBACA JUGA: Lebih Legit, Rasanya Seperti Durian Campur Susu
Saya dan istri otw (on the way, Red.) ke MunichMari terus doakan beliau." Tulisan tersebut diposting pada Sabtu dini hari WIBBeberapa jam kemudian beredar kabar bahwa mantan Ibu Negara, Hasri Ainun Habibie wafatSiang harinya, dua karangan bunga meluncur ke kediaman keluarga Habibie di Jalan Patra Kuningan XIII, JakselNamun, dengan sedikit tersinggung, sejumlah penjaga menolak menerima karangan bunga tersebut
"Maaf, kami belum dapat kabar (kematian, Red)Bunganya dibawa balik saja Mas," kata salah seorang penjaga rumah Habibie kepada pengantar bungaKarangan bunga duka cita itu pun dibawa lagi.
Rumah Habibie memang kosong siang ituHanya ada beberapa orang yang membersihkan halaman dan menyapu ruangan tengahKeluarga Habibie sedang berkumpul di RS Ludwig Maximilians Universitat Klinikum, Munchen, JermanDi sana, Hasri Ainun Habibie terbaring kritis
Di RS yang terletak di Ziemssenstra"e 1 80336, Munchen, itu beberapa kerabat mendampingi Ainun yang tergolek lemahMereka, sang suami B.JHabibie, anak keduanya Thareq Kemal dan istrinya, dan sang adik ipar Junus Effendy Habibie yang menjadi Dubes RI di BelandaSedangkan putra sulung, Ilham dan istrinya sedang berada di pesawat menuju Munchen dari Jakarta.
"Hari itu (Habibie dan Ainun, Red.) sempat berjamaah salat Subuh dan salat ZuhurTidak ada firasat jika sore harinya (waktu Jerman, Red) beliau berpulang," tutur Junus Effendy yang dihubungi lewat sambungan telepon internasional dari Jakarta kemarin.
Ainun memang berpulang di salah satu rumah sakit terbaik di Jerman ituPerempuan 72 tahun tersebut meninggal pada pukul 17.30 waktu setempat atau pada 22.30 WIB SabtuDokter yang menanganinya menyerah setelah sejumlah tanda-tanda vital mengindikasikan penurunan kondisi fisik yang drastis
Perempuan yang menikah dengan Habibie pada 12 Mei 1962 itu harus dilepaskan dari sejumlah alat penunjang hidup yang menempel pada tubuhnya sejak dua bulan terakhir.
Sejak 24 Maret 2010, Ainun dirawat di JermanKomplikasi sejumlah penyakit menggerogoti kesehatannyaMenurut Fanny Habibie "panggilan akrab Junus Effendi Habibie" mulanya Ainun ke Jerman untuk periksa.
Namun, tim dokter meminta perempuan kelahiran Semarang 11 Agustus 1937 ini menjalani rawat inapDokter mendiagnosa ada masalah pada paru-paru dan jantung Ainun
Dia tidak direkomendasi tinggal di daerah tropis dengan tingkat kelembaban tinggiDokter baru memberikan izin Ainun kembali ke Indonesia kesehatannya sudah membaikBelakangan, Ainun juga didiagnosa menderita kanker rahim"Ibu harus menjalani operasi 12 kali karena kanker kandungan yang sudah menyebar ke perut," jelas Direktur Eksekutif The Habibie Center, Ahmad Watik Pratiknyo yang ditemui di rumah duka.
Operasi itu antara lain pengangkatan tumor di paru-paru dan kemoterapi kanker rahimDari rangkaian operasi tersebut empat merupakan operasi utama, sisanya merupakan eksplorasiNamun, nyawa perempuan yang murah senyum itu tak tertolongDia wafat di bawah pengawasan Prof Dr Gerhard Steinbeck, spesialis jantung terkemuka di negara itu.
Sejak dirawat Ainun dua kali mengalami kritisPada pertengahan April lalu dia sempat kritis, namun kemudian membaikKemudian, Kamis lalu kondisinya naik turun, bahkan sempat ditempatkan pada kondisi knock down untuk mengurangi rasa sakit.
Habibie, kata Fanny, memang all out mengupayakan agar Ainun kembali sehatWapres di era Soeharto itu berjanji tak akan meninggalkan rumah sakit sebelum Ainun sehatHabibie mengatakan kepada kerabatnya bahwa dia hanya keluar dari RS jika bersama sang istri"Beliau memenuhi janjinya dan rela tidak pulang selama dua bulan kurang enam hariPadahal, rumahnya cukup dekat dari RS," kata adik Habibie itu.
Janji Habibie terpenuhiMeski dia harus meninggalkan rumah sakit bersama sang istri yang sudah tak bernyawaMasih menurut Fanny, Ainun mengembuskan nafas di pelukan Habibie
Presiden ketiga Indonesia itu meminta, mulai prosesi pemulangan jenazah hingga pemakaman di TMP Kalibata, Jakarta, dia akan tetap berada di sisi jenazah istrinya
Di taman makam pahlawan itu, kata Ahmad Watik, sudah disiapkan dua makamDi samping makam Ainun sudah dipesan satu makam kosong"Karena Bapak (B.JHabibie) inginnya selalu di samping Ibu sampai akhir hayat," kata dia.
Jenazah Ainun diserah-terimakan dari keluarga kepada Dubes RI di Jerman, Eddy Pratomo di Masjid Freimann, in der Freisinger Landstrasse, MunchenLalu diterbangkan ke Indonesia dengan pesawat GarudaJenazah dijadwalkan tiba di Jakarta, Selasa sekitar pukul 05.00 bersama 17 anggota keluargaJika tidak ada perubahan, wanita yang menerima Bintang Republik Indonesia Adi Pradana ini akan dimakamkan pukul 11.00
Konsul Sosbud KBRI Berlin Agus Priono mengatakan, KBRI Berlin, KJRI Frankfurt, dan KJRI Hamburg berkoordinasi dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi pendampingan B.JHabibieDukungan itu telah dilakukan sejak Habibie menunggui sang istri di rumah sakit hingga pemulangan"Masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya secara khusus melakukan doa bersama di Masjid Alfalah Berlin," katanya.
Ainun yang juga pendiri The Habibie Center, semasa hidupnya aktif di sejumlah yayasanAntara lain, Yayasan Orbit yang aktif memberikan beasiswa bagi pelajar dan Bank Mata Indonesia.
Keponakan Ainun Habibie, Adri Soebono ketika ditemui di rumah duka merasa sangat kehilanganAdrie memang pernah tinggal bersama keluarga B.JHabibie selama delapan tahun di Jerman sejak berusia 14 tahunDia tak akan melupakan kebersamaannya dengan almarhumah"Bangsa ini kehilangan salah satu tokoh besar," kata dia.
Adrie mengenang sosok B.JHabibie dan Hasri Ainun sebagai pasangan yang tak terpisahkanMereka kerap terlihat selalu bersama, bahkan sebelum Habibie pulang ke Indonesia sebagai teknokrat pada 1973"Setelah Ibu tidak ada, saya khawatir dengan Bapak,""ungkap promotor Java Musikindo itu"Almarhumah ini cantik sekali waktu mudanyaTahun 1962, dia pacaran dengan Pak Habibie di rumah orang tua saya," kenang Adri.
Ahmad Watik mengimbau kepada sanak kerabat teman dan sahabat, sebaiknya ucapan belasungkawa tidak berupa karangan bungaLebih baik disumbangkan kepada yayasan"Ini ada dua maksudYakni, melestarikan amal sosial ibuKedua, bagi yang menyumbang juga lebih berarti," katanya"Kalau rangkaian bunga, tidak lama paling dibuang," tambahnyaTapi, "Yang sudah terlanjur dikirim tidak akan ditolak, tetap kami terimaTapi yang belum silakan disumbangkan saja," kata Ahmad Watik
Meski sudah diimbau, karangan bunga duka cita terus berdatangan ke Jalan Patra KuninganSampai sore kemarin, karangan bunga yang didominasi nama-mana pejabat itu meluber ke gang-gang di sekitarnya
Tenda-tenda sudah didirikan tepat di depan rumah dengan penjagaan ketat polisi dan GarnisunPara pelayat diminta mengisi buku tamu yang disedikan di terasDua kotak kayu mirip kotak amal berada di dekatnyaKotak tersebut milik Yayasan Orbit yang menangani pemberian bea siswa, dan Perhimpunan Bank Mata
Anggota DPD RI A.MFatwa tampak di antara pelayat."Saya lihat di internet dan TV, Pak Habibie tidak pernah meninggalkan istrinya sedikitpun," katanyaUntuk menghilangkan kesendiriannya, Fatwa berharap agar mantan Presiden itu kembali ke Indonesia mengabdikan tenaga dan pikirannya"Dia masih sangat dibutuhkan di siniSaya rasa kesibukan itu bisa mengobati kesendirian dan kesunyian Pak Habibie," ucapnyaTadi malam juga digelar tahlilan di rumah duka. (*/cfu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meramalkan, Tahun 2012 Gelap !
Redaktur : Tim Redaksi