jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arief Poyuono memuji kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pasalnya, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu mampu menaikkan cadangan devisa dalam jumlah signifikan.
Arief menuturkan, saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakhiri jabatan kepresidenan pada Oktober 2014, cadangan devisa RI sebesar USD 100 miliar. Tapi kini, jumlah devisa RI sudah naik menjadi USD 127 miliar.
BACA JUGA: Insyaallah Kiai dan Santri Istikamah Dukung Jokowi sampai 2019
"Ini sebuah prestasi Pak Joko Widodo yang sangat luar biasa sekali dalam bidang ekonomi. Naiknya cadangan devisa menunjukan kepercayaan pelaku ekonomi nasional dan Investor luar negeri," ujar Arief di Jakarta, Selasa (5/9).
Menurut Arief, naiknya cadangan devisa merupakan sebuah indikator penting. Sebab, hal itu menunjukkan kekuatan perekonomian Indonesia yang mampu membiayai kebutuhan dalam negeri.
BACA JUGA: Suciwati Anggap Revolusi Mental Hanya Bualan Jokowi
Selain itu, devisa merupakan bentuk jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro perekonomian negara. Aktivis buruh yang juga wakil ketua umum Partai Gerindra itu memprediksi jika hingga akhir 2017 cadangan devisa RI bisa pada kisaran USD 140 miliar, maka bukan tidak mungkin pertumbuhan perekonomian nasional akan melesat menuju kisaran 6,3 persen.
Karena itu Arief justru curiga terhadap kalangan pengamat yang selalu menggembar-gemborkan utang luar negeri meningkat di era Jokowi. "Posisi cadangan devisa saat ini melebihi kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Walah, Legislator Gerindra Jadi Tersangka Pembakaran SD
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Percayai Militansi Projo untuk Hadapi Pilpres 2019
Redaktur & Reporter : Ken Girsang