Seperti dirilis REUTERS hari ini, penelitian CDC itu dilakukan secara luas dan merupakan representasi secara nasional di AS, dengan menggunakan sample 12.571 responden baik laki-laki dan perempuan.
CDC mengungkapkan, lebih dari 40 persen laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur 15-44 tahun yang menikah pada 2002 lalu dan menjadi sample dalam penelitian itu, sembilan persen di antaranya adalah pasangan kumpul kebo
BACA JUGA: Mantan Presiden Bosnia Ditangkap
Hasil penelitiannya, Sekitar 78 persen perkawinan bisa bertahan hingga lima tahun atau lebih, dibandingkan dengan kehidupan layaknya suami istri (cohabitation) tanpa ikatan perkawinan yang kurang dari 30 persen. Satu alasan mengapa kumpul kebo berakhir lebih cepat ketimbang suami-istri yang sah, lantaran 51 persen pasangan yang menikah sudah melakukan masa transisi sekurang-kurangnya tiga tahun menjelang pernikahan.
Temuan lain dari penelitian tersebut adalah pertama, pasangan dari ras yang sama punya kemungkinan lebih baik untuk bisa tinggal bersama selama 10 tahun pertama dalam ikatan perkawinan.
Kedua, hampir 80 persen pasangan yang memiliki anak pertamanya setidaknya setelah delapan bulan pernikahan, cenderung ingin bertahan hingga perkawinan memasuki usia ke 10
BACA JUGA: Cile Berjuang Tertibkan Situasi
BACA JUGA: Ketahuan Masih Doyan Merokok
Sedangkan bagi pasangan yang tidak punya anak, kecenderungannya untuk mengakhiri perkawinan sebelum di bawah kurun waktu 10 tahun dua kali lipat dia dibanding pasangan yang memiliki momongan.
Terakhir, sekitar 75 persen perkawinan antara laki-laki dan perempuan di usia 26 atau lebih, bisa bertahan lebih dari 10 tahun dibandingkan dengan para pelaku pernikahan usia dini.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentara AS Bisa FB-an Lagi
Redaktur : Tim Redaksi