Sebuah film dokumenter Prancis mengungkapkan percakapan telepon berisi perdebatan sengit antara Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Vladimir Putin, hanya empat hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Bocornya percakapan sengit dalam Bahasa Prancis dan Bahasa Rusia ini, memicu reaksi keras dari Menlu Rusia, Sergei Lavrov.
BACA JUGA: Takut Diinvasi Rusia, Negara Ini Bakal Bangun Penghalang di Perbatasannya
Ia menyebut bahwa "etika diplomatik tidak membenarkan tindakan membocorkan pembicaraan secara sepihak dari rekaman seperti itu".
Film dokumenter berjudul A President, Europe and War, disiarkan di saluran TV France 2 dan mengungkapkan perdebatan dan ketegangan antara kedua pemimpin.
BACA JUGA: Manis Getir Perasaan Warga Indonesia di Balik Pembukaan Kembali Perjalanan Haji
Dalam percakapan telepon, yang disebutkan berlangsung pada 20 Februari, Presiden Macron meledak marah setelah Presiden Putin menyarankan agar Prancis bernegosiasi dengan separatis pro-Rusia di Ukraina.
"Saya tidak tahu di mana pengacara Anda belajar hukum," ujar Presiden Prancis, terdengar gelisah.
BACA JUGA: Akankah Warga India Mematuhi Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai?
Dia melanjutkan: "Dan saya tidak tahu pengacara seperti apa yang memberitahu Anda bahwa di negara berdaulat, undang-undang diusulkan oleh kelompok separatis dan bukan oleh otoritas yang dipilih secara demokratis."
Presiden Putin terdengar langsung menimpali bahwa Pemerintah Ukraina tidak dipilih secara demokratis.
"Mereka berkuasa melalui kudeta berdarah. Ada orang yang dibakar hidup-hidup. Itu adalah pertumpahan darah dan (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy adalah salah seorang dari mereka yang bertanggung jawab," jawab Presiden Putin.
Dia kemudian melanjutkan: "Dengarkan saya baik-baik ya. Prinsip dialog itu adalah mempertimbangkan kepentingan pihak lain. Ada proposalnya."
"Kaum separatis, seperti yang Anda sebutkan, meneruskan proposal itu ke Pemerintah Ukraina, tapi mereka tidak mendapatkan jawaban apa pun," ujarnya.
"Jadi, di mana dialognya?" kata Presiden Putin lagi.
Presiden Macron kemudian mengusulkan pertemuan puncak di Jenewa dengan Presiden AS Joe Biden tapi tidak disambut Presiden Putin - yang mengakui bahwa dia berencana bermain hoki es dan berada di gym saat percakapan telepon itu.
Percakapan selama sembilan menit yang intensif berakhir, dengan saran dari Presiden Macron untuk tetap menjaga hubungan. "Begitu ada sesuatu, telepon saya," katanya kepada Presiden Putin.
Presiden Rusia itu kemudian mengakhiri percakapan dengan menyampaikan terima kasih kepada Presiden Macron dalam Bahasa Prancis.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rusia Makin Terdesak, Sekutu Putin: Seluruh Umat Manusia dalam Bahaya