BANDUNG- Retailer atau pengecer yang selama ini memasok kebutuhan daging di Mall dan Supermarket di Jawa Barat berusaha agar harga daging ayam berada di posisi Rp 30.000 per kilogramTermasuk daging sapi diharapkan tidak akan melebihi Rp
BACA JUGA: Perkantoran Bupati Disesaki Ternak
90.000,-"Kami dari retailer tidak menginginkan terjadi kenaikan harga yang tidak rasional, karena hal ini bisa menyebabkan konsumen akan lari
BACA JUGA: Tabung Gas 3 Kg Dilempar, 20 Rumah Hangus
Namun persoalannya kami juga tidak bisa menghindari harga yang diperlakukan pemasok ," kata Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat Henri Hendrata.Menurut Henri, retailer menginginkan harga komoditi peternakan dan pertanian bisa stabil
BACA JUGA: Tarakan Masih Kekurangan Guru
Namun kendala yang selalu dihadapi adalah kelangkaan produk-produk itu sendiri ditingkat pemasokSeperti daging ayam, misalnya, beberapa waktu lalu sempat langkah sehingga harga pun tidak bisa ditahan hingga mendekati Rp 30.000/kg."Bahkan semua pengusaha catering yang selama ini beli daging ayam di pasar tradisional beralih ke pasar modern, akibatnya stok habisKita order lagi harganya sudah naikJadi, kenaikan harga itu bukan dari kami, tapi mengikuti harga yang diberlakukan dari pemasok," kata Henri.
Untuk menahan agar harga daging sapi tidak melebih Rp 90.000/kg untuk jenis daging top size (daging khas) dan daging ayam tidak lebih Rp 30.000/kg, Aprindo dalam beberapa hari ini, akan mengadakan pertemuan dengan pelaku ritel untuk membicarakan persediaan daging dan gejolak harga.
"Kami juga meminta pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang tidak wajar," pinta HenriHarga ayam sendiri saat ini kembali naik di kisaran Rp 26.000/kg, dibanding sepekan lalu yang sempat turun menjadi Rp 20.000/kg dari harga Rp 30.000,-/kgDaging sapi masih di angka Rp 70.000 dan diprediksi akan merambat hingga Rp 80.000/kg bahkan bisa mencapai Rp 90.000/kg.
Sementara itu Ketua Forum Peternak Budidaya Pengemukan Sapi di Jawa Barat, Yudi Guntara mengemukanan harga daging sapi bisa berpotensi naik kembali hingga Rp 70.000, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu saat mau menjelang Ramadhan (munggahan)Bahkan bisa melampui di atas Rp 80.000 per kg jika tidak ada pasokan daging sapi lokal.
Meningkatnya harga daging sapi pada Lebaran, jelas Yudi, antara lain adanya pedagang sapi musiman yang memperpanjang mata rantai pemasaranSelain itu adanya kenaikan biaya produksi dan biaya transportasi yang dibebankan pada harga daging sapi"Penyebab kenaikan pada munggahan dan kemungkinan lebaran nanti karena memang stok sapi potong tipis, stok di perusahaan penggemukan hanya 14.448 ekor untuk AgustusSelain itu adanya spekulasi pedagang meraup untukng lebih tinggi saat awal Ramadhan dan lebaran," ungkap Yudi
Dijelaskan Yudi, harga eceran daging meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri dari Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp20.000 per kilogram dari harga karkas, karena jeroan tidak laku sehingga dibebankan kepada harga daging.
Ia mencontohkan harga karkas pada mungahan Ramadhan mencapai Rp49.000 per kilogram, sehingga harga daging di pasaran meningkat antara Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram."Kondisi saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tok sapi memang tidak memadai di Jawa BaratUntuk menyelamatkan harga daging tak melonjak maka sapi lokal harus dikeluarkan menjelang Lebaran nanti," kata Yudi.
Ia menyebutkan stok sapi di kandang penggemukan untuk Agustus sebanyak 14.448 ekor, sedangkan stok kebutuhan Ramadhan dan Lebaran 2009 lalu mencapai 24.000ekorSedangkan untuk mengambil stok penyaluran September, belum cukup umur dan bisa bermasalah terhadap "replacement" kandang untuk September.
Di lain pihak, belum ada jaminan pasokan sapi lokal bisa memenuhi untuk kebutuhan Lebaran 2010Pasalnya para peternak sapi lokal khususnya di Jawa Barat lebih fokus untuk kebutuhan Idul Adha atau dua bulan ke depanSehingga harapannya pasokan sapi lokal dari Jateng dan Jatim bisa masuk. "Sapi lokal bobotnya lebih kecil, di bawah 320 kilogram, yang cocok untuk Idul Adha sedangkan saat ini (lebaran) butuh daging artinya sapi potong yang besarBelum ada jaminan petani peternak untuk melepas sapinya saat ini," kata Yudi.
Meski demikian, di sejumlah pasar hewan di Jabar tren pembelian sapi juga meningkatNamun kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan daging di lokal kota atau kecamatan masing-masingSedangkan pasokan ke kota-kota besar seperti Bandung tetap belum mencukupi. "Pembelian sapi lokal juga terus dilakukan, meski memang sulit mendapatkannyaPetani peternak belum mau melepas ternak mereka karena menunggu Idul Adha yang menjanjikan harga lebih baik," katanya.
Terkait munculnya daging basi di sejumlah kabupaten, Yudi menduga daging tersebut daging boks atau daging impor ilegal yang dipaksakan masuk pasar. "Mungkin saat pengetatan impor daging, barang sudah di kapalBegitu masuk tak bisa masuk pasar, tempat penyimpanannya tidak terjamin sehingga basiPelakunya memasukan ke pasar memanfaatkan momen peningkatan kebutuhan muggahan lalu," kata Yudi(adi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Aturan PNS Dapat THR
Redaktur : Tim Redaksi