jpnn.com, JAKARTA - Said Saleh Alwaini dilantik menjadi Ketua Umum APJATI setelah melalui Musyawarah Nasional (Munas) ke-15 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta.
Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Zulfikar Ahmad Tawalla dan Christina Ariani, serta Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan.
BACA JUGA: Banyak Peluang Kerja di Luar Negeri, P3MI-APJATI Diskusi dengan Atase TKI di Binawan Group
Dalam Munas ini Said Saleh terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum APJATI periode 2024-2029.
Sebanyak 123 pimpinan perusahaan P3MI selaku peserta Munas menyambut gembira atas terpilihnya Said Saleh Alwaini.
BACA JUGA: Ketum APJATI Sebut Ada Potensi Ratusan Ribu PMI di Luar Negeri Kehilangan Hak Memilih
“Indonesia tengah menghadapi bonus demografi, dengan tambahan sembilan juta usia produktif dalam lima tahun ke depan. Ini potensi luar biasa, tetapi, bisa menjadi tantangan serius jika tidak dikelola dengan baik. Bandingkan dengan Filipina dengan populasi 116 juta, mereka berhasil mengirim 10 juta pekerja migran. Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari dua kali lipat, baru mencapai 4,5 juta PMI. Ini menunjukkan peluang besar bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini sebagai “Golden Period” pekerja migran,” kata Said Alwaini dalam pidatonya.
Oleh karena itu, kata dia, periode emas ini harus dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di industri pekerja migran dengan cermat untuk menjadikan Indonesia lebih kompetitif di pasar tenaga kerja global.
BACA JUGA: APJATI Terus Berkomitmen Tempat 10.000 PMI Profesional ke Luar Negeri
Dia menambahkan ini adalah waktu keemasan buat Indonesia karena dunia membutuhkan tenaga kerja, sementara RI memiliki potensi besar.
"Saatnya kita pintar memainkan peran ini untuk memaksimalkan peluang yang ada,” tuturnya.
Komitmen ini juga selaras dengan program Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Kementerian P2MI, yang memprioritaskan penguatan perlindungan pekerja migran serta peningkatan devisa negara.
Sebagai organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, APJATI bertekad mendukung upaya tersebut melalui peran aktif seluruh anggota dan pengurusnya.
“Indonesia berada di era peluang emas. APJATI akan memperluas pasar ke Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Dengan kolaborasi erat bersama pemerintah dan perwakilan RI, kita perjuangkan kuota lebih besar, sektor baru, dan payung bilateral yang membuka jalan bagi pekerja migran Indonesia. Kita tidak hanya bersaing, tapi bersaing secara sehat dan bermartabat, hingga tenaga kerja Indonesia dihormati di panggung global. Di dalam negeri, kita tidak akan tinggal diam menghadapi penempatan ilegal yang mencoreng citra P3MI. APJATI akan mendorong reformasi regulasi agar jasa P3MI menjadi pilihan utama. Kita perkuat, kita benahi, demi masa depan yang cerah," kata dia.
"APJATI adalah rumah besar. Kita bangun kepercayaan, kita tingkatkan martabat organisasi, hingga PMI sejahtera, P3MI sukses, dan APJATI berjaya,” sambungnya.
Mantan Ketua Umum Apjati selama tiga periode Ayub Basalamah bersyukur atas terpilihnya Said Saleh Alwaini.
Dengan terpilihnya Saleh Alwaini sebagai Ketua Umum Apjati periode 2024-2029, otomatis akan melanjutkan program yang telah dicanangkan pengurus sebelumnya. Ayub juga yakin ketum yang baru bekerja lebih baik dan mampu menghadapi tantangan.
“Saya berharap Ketum APJATI yang baru bisa lebih dari selama ini saya dan pengurus yang lama lakukan. Saya yakin ketum yang baru mampu (menghadapi tantangan). Sebab ketum yang baru ber basic pada dunia penempatan. Beliau mengurus perusahaan yang besar sehingga ketum yang baru ini mengetahui seluk-beluk dunia penempatan,” ujar Ayub.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Christina Aryani menggarisbawahi fokus Kementerian P2MI yang akan lebih menitikberatkan pada peran sebagai regulator. Dia mendorong APJATI meningkatkan perannya dalam hal penempatan pekerja migran Indonesia.
"Jadi, teman-teman APJATI bisa berperan di sini, karena sesuai diskusi kami dengan Pak Menteri, ke depannya mungkin kami akan lebih berkonsentrasi di peran sebagai regulator," ujarnya.
Wakil Menteri Dzulfikar Ahmad Tawalla juga menyampaikan bawah PMI tidak hanya dipandang sebagai pahlawan devisa, melainkan menjadi instrumen economic growth.
"Hal ini diharapkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara dimana mereka ditempatkan. Jadi saya kira adanya APJATI ini menjadi penting untuk akselerasi-akselerasi bagi Pekerja Migran Indonesia,” kata Dzulfikar. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senang Pembangunan Jembatan Rampung, Warga Sudda Enrekang Gelar Syukuran
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti