jpnn.com, JAKARTA - Perubahan drastis ekonomi dunia pasca-Covid, membuat banyak negara membuat kebijakan baru yang menentukan masa depan pekerjaan.
Misalnya saja negara-negara kawasan Timur Tengah, seperti Arab Saudi yang telah memiliki rencana untuk membangun kota-kota baru yang membuka banyaknya peluang kerja di sektor rumah sakit dan pelayanan.
BACA JUGA: Ketum APJATI Sebut Ada Potensi Ratusan Ribu PMI di Luar Negeri Kehilangan Hak Memilih
Dalam rangka menyambut banyaknya peluang kerja di luar negeri, Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) mengadakan acara diskusi panel yang mengangkat tema "Sinergi Strategis antara ATNAKER dan P3MI-APJATI: Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia di Pasar Global".
Acara yang berlangsung di kantor pusat Binawan Group ini dihadiri oleh lebih dari 150 Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia dan 12 Atase Tenaga Kerja (ATNAKER) yang akan bertugas ke luar negeri khususnya kawasan Asia-Pasifik dan kawasan Timur Tengah.
BACA JUGA: APJATI Terus Berkomitmen Tempat 10.000 PMI Profesional ke Luar Negeri
“Pada dasarnya Indonesia selalu tegas melindungi para pekerja migran Indonesia dengan tetap menghormati hukum yang ada di negara penempatan. Pemerintah selalu memfasilitasi dan menjamin perlindungan kepada setiap warga negara yang ingin bekerja di luar negeri. Untuk itu pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta sebagai agency dan mitra kami APJATI untuk menyiapkan calon-calon tenaga kerja terbaik dengan memberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global,” kata Direktur Bina P2PMI Kementerian Tenaga Kerja Rendra Setiawan dalam keterangan.
Diskusi panel ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara ATNAKER dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
BACA JUGA: Fakta Baru Kasus Video Porno Audrey Davis, Pemeran Pria dan Lokasi
Dalam diskusi ini banyak permasalahan yang disampaikan oleh P3MI, mulai dari proses penempatan tenaga kerja Indonesia yang harus melalui proses birokrasi yang rumit dan panjang sampai kesulitan pekerja migran Indonesia untuk bertemu ATNAKER di negara penempatan.
Sementara itu, Ketua Umum APJATI Ayub Basalamah mengungkapkan banyak permasalahan yang dihadapi oleh PMI.
"Kami percaya bahwa melalui sinergi yang kuat antara pemerintah dan P3MI, kita dapat meningkatkan kualitas dan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Acara ini merupakan bukti nyata komitmen kita bersama dalam mewujudkan tujuan ini,” kata dia.
CEO Binawan Group Said Saleh Alwaini mengatakan Indonesia saat ini tengah berada di fase bonus demografi.
"Dalam rangka memaksimalkan bonus tersebut, salah satu arah kebijakan yang diharapkan dari pemerintah adalah pendanaan dalam rangka memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia dalam memasuki pasar kerja global,” katanya.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis bagi pemerintah dan P3MI untuk meningkatkan kualitas dan perlindungan tenaga kerja Indonesia, sekaligus memperkuat kerja sama antara berbagai pihak stakeholder terkait untuk mengubah kebijakan yang lebih memudahkan tenaga kerja Indonesia berkarier di luar negeri. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Info Terbaru dari Polisi soal Kasus Video Porno Mirip Anak Figur Publik
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti