Di Forum Internasional, Bupati Zaki Buka-bukaan soal Pengelolaan Kawasan Kumuh di Pesisir Tangerang 

Sabtu, 03 Desember 2022 – 15:33 WIB
Sukses mengelola kawasan kumuh, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar didapuk jadi pembicara di forum internasional. Foto Humas Pemkab Tangerang

jpnn.com, JAKARTA - Keberhasilan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengelola kawasan kumuh di pesisir pantai daerahnya dan mengubahnya menjadi lokasi ekowisata Ketapang Aquaculture berbuah manis.

Atas keberhasilan itu, Bupati Ahmed Zaki diundang dalam ASEAN Mayors Forum (AMF) 2022 yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja pada Jumat (2/12). Dia diminta untuk membagikan kiat-kiat suksesnya kepada negara-negara lain.

BACA JUGA: Sulap Kawasan Pesisir, Bupati Zaki Diganjar Penghargaan Spesial

Pria yang juga Vice President PEMSEA itu mendapat kesempatan sebagai pembicara untuk dua sesi, yakni Parallel Session 4 dengan membahas ASEAN Sustainable Urbanisation. Disusul forum Mayor Round Table dengan tema Exploring Sustainable Development Goals Collaboration.

Dalam kesempatan itu, Bupati Zaki menjelaskan terkait peningkatan kawasan pesisir yang modern. Di mana Kabupaten Tangerang juga berhasil dijadikan lokasi percontohan nasional dan internasional yang ditetapkan dalam agenda PEMSEA Network of Local Government (PNLG) Forum 2022 pada Oktober lalu.

BACA JUGA: 19 Ribuan P1 Bakal Tidak Terakomodir di PPPK 2023, Solusi Ini Layak Dipertimbangkan 

"Pertumbuhan populasi yang tinggi setiap tahun membuat adanya tekanan di setiap wilayah, termasuk pesisir Kabupaten Tangerang," ungkap Zaki.

Berdasarkan data pertumbuhan penduduk Kabupaten Tangerang, pada 2018 hingga 2022, terdapat peningkatan sebesar 487.812 jiwa atau sekitar 15 persen menjadi 3.216.465 jiwa. Oleh karena itu, pihaknya melakukan peningkatan secara parsial.

BACA JUGA: Masyarakat Papua Minta 2 Provinsi Pemekaran Lagi, Wapres Merespons Begini

Dia mengatakan peningkatan dan pengelolaan kawasan pesisir perlu dilakukan secara beriringan. Artinya, bukan hanya pembangunan infrastrukturnya, tetapi juga ekonomi serta lingkungan.

"Konsep pembangunan ini adalah yang terintegrasi antara ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan yang dibutuhkan untuk menopang perkembangan urbanisasi," tutur Bupati Tangerang.

Tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan hal itu antara lain permukiman kumuh, sampah, masyarakat miskin, abrasi, laju urbanisasi yang tinggi juga banjir rob hingga penurunan habitat mangrove.

Sejumlah program pun dijalankan untuk mengatasi hal itu, salah satunya melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (Gerbang Mapan).

Kawasan yang menjadi percontohan tersebut adalah Desa Ketapang, Kecamatan Mauk melalui bedah rumah, pembudidayaan ikan dan udang, penyediaan tempat pelelangan ikan pelabuhan, serta konservasi mangrove.

Pihaknya juga meningkatkan pelayanan setempat, seperti pembangunan pasar tradisional, kantor kecamatan, puskesmas hingga stadion mini.

Lalu meningkatkan sanitasi di sekolah-sekolah, salah satunya adalah menempatkan seluruh WC di gerbang masuk sekolahan.

"Tujuannya agar komunitas bersama-sama mengawasi dan memelihara sanitasi. Dengan begitu ada tanggung jawab moral untuk konsisten mereka merawatnya," tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga menjalankan program Kurasaki (Kurangi Sampah Sekolah Kita), yaitu upaya dalam mengurangi volume sampah di sekolah dengan membiasakan siswa membawa bekal makan dari rumah dan meniadakan tempat sampah.

"Hal itu merupakan sejumlah upaya Kabupaten Tangerang dalam menciptakan kawasan pesisir yang modern,' ucap Zaki. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler