Di Hadapan Jenderal TNI-Polri, Jokowi Sebut Harus Berani Meski Digugat Uni Eropa

Selasa, 01 Maret 2022 – 20:22 WIB
Presiden Jokowi minta kepada jenderal TNI-Polri. Ilustrasi/Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Indonesia tidak hanya menjual bahan mentah hasil bumi keluar negeri.

Jokowi menyatakan sudah saatnya Indonesia memproduksi bahan jadi serta menabrak kesepakatan yang telah merugikan negara selama ini.

Presiden mengingatkan tantangan ke depan sangat kompleks dan penuh ketidakpastian.

BACA JUGA: TNI AL Gerebek Gudang Milik RR, Laksamana Yuda Arsyad Sebut Soal Membekengi

Oleh karena itu, pemerintah dan jajarannya tidak bisa melihat dari aspek makro saja, tetapi juga kerja mikro.

"Kita sekarang pada posisi seperti ini, harus mentransformasi ekonomi kita jangan sampai tumpuan pertumbuhan 56-58 persen bertumpu pada konsumsi, hati-hati," kata Jokowi berpidato dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (1/3).

Jokowi ingin mengubah konsumsi menjadi produksi. Karena itu, pentingnya melakukan hilirisasi industri.

Jokowi mengingatkan sejak zaman VOC 400 tahun yang lalu, Indonesia selalu mengirim bahan mentah keluar.

"Itu harus kita setop, setop. Kita enggak dapat apa-apa, ya, kita dapat sudah dari penjualan bahan mentah, baik itu nikel, baik itu tembaga, baik itu bahan-bahan pertanian, komoditas pertanian, komoditas perkebunan, enggak, kita enggak dapat apa-apa, kita harus mendapatkan nilai tambah," kata Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu telah memerintahkan sejak 2020 untuk menghentikan ekspor bahan mentah nikel.

BACA JUGA: Jokowi Bilang Harga Barang Akan Naik, 4 Kali Sebut Hati-Hati

Ekspor diwajibkan minimal setengah jadi, dengan harapan kemudian menjadi barang jadi, sehingga nilai tambah ada di situ.

Jokowi menjelaskan nilai tambah itu bisa membuka lapangan kerja, pertumbuhan pajak, bea keluar pajak, PPN, hingga PNBP. "Dapat semua kita di situ," tambah Jokowi.

Eks Wali Kota Solo itu mengingatkan sudah 400 tahun lebih Indonesia tidak memiliki keberanian untuk melangkah ke sana.

Menurut Jokowi, langkahnya itu disebut sebagai transformasi ekonomi.

"Nikel dulu, meskipun kita masih di bawah WTO, digugat oleh Uni Eropa, kalau kami tidak berani mencoba seperti itu, tidak berani melakukan seperti itu, sampai kapan pun yang kita kirim hanya bahan mentah dan kita tidak dapat apa-apa," kata Jokowi.

Kepala Negara juga mengingatkan saat minyak mentah harganya meledak, Indonesia hanya mengirimkan bahan mentahnya.

BACA JUGA: AKBP M Coreng Nama Baik Polri, Polda Sulsel Minta Maaf

Begitu juga kayu, komoditas pertanian, dan perkebunan.

"Oleh sebab itu, saya minta bapak, ibu, saudara-saudara sekalian, kalau ada yang namanya industri, entah itu industri nikel, industri batu bara, industri tembaga, emas, jaga mereka. Karena nilai tambahnya nanti ada di situ," kata Jokowi. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selebgram Naura Resmi Berstatus Terdakwa Kasus Investasi Bodong


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler