jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Romo HR Muhammad Syafi'i menganggap pembentukan Satgas Merah Putih lebih banyak sisi buruk ketimbang manfaatnya bagi Polri.
Dia mengatakan itu saat Komisi III menggelar rapat kerja dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).
BACA JUGA: Bertanya Soal Fahmi kepada Kapolri, Arteria Dahlan: Apakah Dia Ikut Atur Skenario?
"Lebih besar mudaratnya ketimbang manfaatnya," kata Syafi'i dalam rapat kerja.
Dia memahami Jenderal Sigit pernah menyampaikan Satgassus seperti Satgas Merah Putih telah dibubarkan menyusul insiden penembakan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
BACA JUGA: Haris Pertama Dianggap Tidak Layak Bawa Bendera KNPI Dukung Kapolri
Namun, kata dia, Jenderal Sigit harus tegas menyikapi narasi pembubaran Satgas bentukan era Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu.
Misalnya, Jenderal Sigit bisa bicara soal narasi pembubaran bukan dimaksudkan pengurus di Satgas Merah Putih dibebastugaskan.
BACA JUGA: Momen Kocak saat Adies Kadir Salah Sebut Tas Hermes di Depan Kapolri, Hahaha
"Menjadi pertanyaan ini yang dibuarkan ini pengurus Satgassus-nya atau pencabutan SK, tidak akan ada lagi Satgassus di kepolisian," ungkap Syafi'i.
Selain soal Satgassus, legislator Fraksi Partai Gerindra itu menyoroti peristiwa KM 50 yang menewaskan enam laskar FPI.
Sebab, misteri di kasus KM 50 lebih parah dibandingkan penembakan Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Menurutnya, CCTV dalam kasus KM 50 banyak yang hilang dan polisi tidak bisa membeber alasan raibnya rekaman kamera pengintai itu.
"Misteri di KM 50 itu lebih hebat ketimbang misteri kematian Brigadir J. CCTV rusak, tetapi enggak ada penjelasan," ujar Syafi'i. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Ingatkan Kapolri Jangan Ada yang Diselamatkan dalam Kasus Ferdy Sambo
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan