jpnn.com, PALEMBANG - Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni memaparkan sejumlah program prioritas Provinsi Sumsel Tahun 2024.
Paparan tersebut disampaikan di hadapan Tim Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVII 2024 Lemhanas yang berlangsung di Auditorium Graha Bina Praja Kantor Sumsel, Senin (10/6).
BACA JUGA: Beri Bantuan untuk Genjot Pertanian Sumsel Hampir Rp 1 T, Mentan Puji Pj Gubernur Agus Fatoni
Fatoni menyampaikan topografi Provinsi Sumsel dengan luas wilayah 86.771,68 kilometer persegi yang terdiri dari administrasi wilayah 13 kabupaten, 4 kota, 241 kecamatan, 403 kelurahan, dan 2.855 desa serta ditinggali penduduk sebanyak 8.813.243 jiwa.
“Sumatera Selatan ini merupakan provinsi terbesar, merupakan daerah yang cukup diperhitungkan, dan Sumatera Selatan ini merupakan induk dari provinsi-provinsi yang ada di Sumbagsel," terang Fatoni.
BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Sambut Langsung Presiden Jokowi Setibanya di Lubuklinggau
Dia menyebutkan dari Sumsel inilah lahir provinsi Lampung, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Bangka Belitung.
"Sumatera Selatan ini menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat ekonomi di Sumatera bagian Selatan,” jelas Fatoni.
BACA JUGA: Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Gerak Cepat Tangani Dampak Banjir di Ogan Komering Ulu
Fatoni menjelaskan secara rinci berbagai capaian indikator makro yang telah berhasil diraih Provinsi Sumsel.
Mulai dari Pertumbuhan Ekonomi Sumsel (y-on-y) Triwulan I 2024 sebesar 5,06 persen atau tertinggi di Pulau Sumatra.
Kemudian inflasi Sumsel Mei 2024 sebesar 2,98 persen (y-on-y) atau telah mencapai target di kisaran 2-3 persen, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel tahun 2023 mencapai 73,18 (kategori tinggi) atau melampaui target 73,09.
Tingkat pengangguran Sumsel pada Februari 2024 sebesar 3,97 persen, telah mencapai target sebesar 4,14 persen.
Berikutnya tingkat kemiskinan Sumsel Maret 2023 menurun menjadi 11,78 persen atau telah mencapai target kisaran 11,59-12,66 persen, serta kemiskinan ekstrem Sumsel pada Maret 2023 menurun menjadi 1,29 persen dari September 2022 sebesar 3,19 persen.
Prevalensi balita stunting Sumsel pada tahun 2022 menurun signifikan menjadi 18,6 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 24,80 persen.
“Berbagai capaian makro yang telah berhasil diraih ini menjadi bukti terobosan dan inovasi untuk menyatukan semua komponen, menyatukan semua kekuatan, untuk bersama-sama bergerak serentak, bekerja bersama, bersatu padu sehingga hasilnya lebih efektif dan lebih efisien,” ujar Fatoni.
Lebih jauh Fatoni mengungkapkan berbagai program prioritas Provinsi Sumsel di tahun ini, antara lain penanganan bencana seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, puting beliung dan tanah Longsor.
Selain itu, berbagai gerakan serentak guna menyatukan seluruh potensi yang ada di Sumsel, meliputi Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel, Gerakan Pasar Murah Serentak se-Sumsel.
Kemudian Gerakan Bedah Rumah Serentak se-Sumsel sebanyak 8.391 unit, Gerakan Pembangunan Sanitasi Serentak se- Sumsel sejumlah 6.811 unit.
Selain itu juga ada Gerakan Penanganan Stunting Serentak se-Sumsel, Gerakan Perlindungan Tenaga Kerja Rentan Serentak se-Sumsel, Gerakan Layanan KB Serentak se-Sumsel dan sudah jadi percontohan dengan daerah lain.
"Baru-baru ini juga telah di launching Kopi Sumsel. Bahkan dalam waktu dekat akan ada rekor MURI minum kopi terbanyak,” kata Fatoni.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Pengajar Bidang Geografi Lemhannas Mayjen Ramses Lumban Tobing mengatakan SSDN merupakan kegiatan praktek lapangan berupa kunjungan studi dengan orientasi peningkatan kemampuan analisis terhadap berbagai permasalahan di daerah yang dikunjungi.
Dia menyampaikan Lemhannas adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
"Salah satu tugas dan fungsi Lemhannas RI adalah menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional yang berpikir komprehensif, integral, holistik, integratif dan profesional,” jelasnya.
Kemudian juga memiliki watak, moral dan etika kebangsaan, negarawan, berwawasan nusantara serta mempunyai cakrawala pandang yang universal.
“Sebelum melaksanakan kegiatan SSDN ini, para peserta sudah dibekali dengan informasi tentang indeks ketahanan nasional masing- masing provinsi terkait asta gatra geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam, yang merupakan hasil dari laboratorium pengukuran ketahanan nasional Lemhannas RI,” terang Ramses.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari mulai 10-13 Juni 2024 dan dilaksanakan di empat provinsi, yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Banten. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi