BACA JUGA: Marak Nikah Dini, Perceraian Tinggi
Banyaknya kelompok tani fiktif ini diduga berkaitan erat dengan bantuan dari pemerintah setempat untuk para petani.Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Lamandau Supriyadi meminta pemerintah untuk lebih selektif dalam memberikan bantuan kepada kelompo tani
"Kelompok tani kalau bisa dibentuk oleh orang–orang yang benar-benar petani, bukan hanya sekadar kelompok orang yang mengaku memiliki lahan namun tidak pernah bertani," ujar Supriyadi.
Disebutkan, data kelompok tani juga merupakan dasar bagi pemerintah kabupaten Lamandau dalam menyalurkan bantuan kepada petani, sehingga jangan sampai bantuan yang semestinya diterima petani justru tidak tepat sasaran karena diterima oleh petani fiktif
BACA JUGA: Longsor di Bandung, Puluhan Tertimbun
"Salah satu contoh ada sopir yang dapat sapi, padahal bukan petani ataupun peternak
BACA JUGA: Cabup Zainudin Hasan 10 Tahun Siapkan Diri
Di sisi lain ada yang benar-benar petani namun tidak pernah dapat bantuan," tuturnya.Ia menghimbau agar dinas terkait lebih selektif dalam memberikan bantuan agar bisa tepat sasaran dan tidak mubazirYakni dengan memberikan bantuan kepada kelompok tani yang anggotanya benar-benar petani.
Selain itu ia juga menghimbau kepada kelompok tani yang memiliki lahan agar tidak memitrakannya dengan pihak ketiga, namun mengelolanya sendiriPasalnya ada beberapa anggota kelompok tani yang terindikasi hanya sebagai broker, yakni setelah memiliki lahan lalu menjualnya ke pihak lain"Ini perlu jadi perhatian pemerintah," ungkapnya.(mex/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituntut Rektor Rp1 Miliar, Mahasiswa UMM Galang Koin
Redaktur : Tim Redaksi