Di Kongres GMKI, Jokowi Menyerukan Persatuan dan Kerukunan

Jumat, 14 September 2018 – 15:43 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) pada acara pembukaan Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di auditorium The Forest Resort, Bogor, Jumat (14/9). Foto: Setpres RI

jpnn.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan bahwa persatuan dan kerukunan seluruh elemen bangsa merupakan aset terpenting yang dimiliki bangsa Indonesia. Karena itu, seluruh anak bangsa diharapkan dapat menjaga dan merawatnya di tengah perbedaan yang ada.

Jokowi -sapaan Joko Widodo menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan di acara pembukaan Kongres ke-36 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di auditorium The Forest Resort, Bogor, Jumat (14/9).

BACA JUGA: Fadli Zon: Iklan Jokowi di Bioskop Mubazir

“Kesadaran itu sering kita lupakan sehingga saya sering mengingatkan bahwa kita ini betul-betul sangat beragam. Jangan sampai karena berbeda pilihan kita menjadi terpecah-pecah. Rugi besar bangsa ini," kata Jokowi.

Indonesia dengan 263 juta penduduk yang tersebar di 17 ribu pulau menjadikannya sebagai sebuah negara besar. Terlebih lagi bangsa ini terdiri atas beragam suku, agama dan budaya.

BACA JUGA: Pak Jokowi Nilai Ekonomi Global Seperti Kisah Film Ini

“Dengan bahasa daerah lebih dari 1.100, tidak ada negara yang perbedaan dan keragamannya seperti negara kita ini,” ucapnya.

BACA JUGA: Nilai Perdagangan Indonesia dan Vietnam Terus Meningkat

Pada forum itu dia megatakan bahwa perubahan teknologi dan kondisi global yang begitu cepat harus disikapi dengan cermat. Kepada para peserta kongres GMKI, suami Iriana juga mengingatkan hal tersebut.

Menurutnya, anak-anak muda merupakan ujung tombak bangsa yang paling mampu untuk mengikuti dan mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan dunia.

“Kita harus sadar bahwa sekarang ini terjadi perubahan-perubahan di dunia global. Perubahan ini begitu cepat. Kita harus tahu dan mengikuti semua, terutama anak-anak muda,” ujar Presiden.

Apalagi dengan adanya revolusi industri keempat yang perubahannya dikatakan tiga ribu kali lebih cepat dibanding revolusi industri pertama mengharuskan bangsa Indonesia untuk benar-benar mempersiapkan diri agar mampu bersaing.

“Ada yang harus kita siapkan, yang harus kita antisipasi, itulah pekerjaan besar kita. Kita bisa melakukan lompatan kalau kita bisa merencanakan dan mengantisipasi terhadap perubahan-perubahan yang ada. Kalau tidak betul-betul ditinggal kita," tambahnya.

Hadir mendampingi presiden ketika itu, Menristek Dikti M Nasir, Menkumham Yasonna Laoly, dan Ketua Umum PP GMKI Sahat Martin Philip Sinurat.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Era Jokowi, Pertamina Bisa Jadi Tuan di Negeri Sendiri


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler