Di Rutan Guntur seperti di Tanah Suci, SDA sebagai Guru Mengaji

Sabtu, 28 November 2015 – 00:16 WIB
Rizal Abdullah saat sidang. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - RIZAL Abdullah adalah terdakwa kasus Wisma Atlet, yang sudah divonis tiga tahun penjara oleh majelis hakim pengadilan tipikor, Jakarta, Jumat (27/11). Mantan Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel itu selama ini ditahan di rutan Guntur.

--------------------

BACA JUGA: Mengintip Konsep ala Korea di Pernikahan Putri Papa Novanto

Dwi Apriani-Jakarta

-------------------

BACA JUGA: Ternyata, Tommy Winata yang Memberi Angin Segar bagi PTDI

Dia cerita, tidak ada kegiatan lain yang dilakukan di rutan selain beribadah. Di sana, ia membaca ayat-ayat suci, belajar mendalami agama dan membaca buku-buku islami.

Suami dari Meriana itu mengaku, dirinya juga tak lepas dari puasa Senin dan Kamis, rutinitas yang biasa dilakukan sebelum masuk ke jeruji besi. “Kalau puasa tetap jalan. Itu cara mendekatkan diri pada Sang Pencipta,” cetus Rizal saat ditemui sebelum sidang di pengadilan tipikor, Kamis (26/11).

BACA JUGA: Harga Karet Anjlok, Kini Mengais Rupiah dengan Memecah Bongkahan Batu

Dia menjelaskan, selama berada di Rutan Guntur, kesehatannya memang sedikit kurang baik.  Pola makan dan upaya berobat harus terus dilakukan agar kesehatannya kembali pulih dan tetap sehat selama menjalani masa hukuman tersebut.

“Sebelum-sebelumnya kolesterol dan darah saya naik. Sekarang sudah membaik. Dan saya masih diberikan kesempatan kontrol tiap minggu,” ucapnya.

Ayah dua orang putri itu menuturkan, selama menjalani masa tahanan, dirinya tetap menjaga makanan yang dikonsumsinya. Tak sembarang makanan bisa disantapnya. “Mengurangi gula dan lemak. Kebetulan saya tak suka daging, jadi paling hanya makan sayur-sayuran dan ikan,” kata dia.

Selama di dalam tahanan, dirinya satu kamar dengan mantan Menteri Agama RI Surya Dharma Ali (SDA). Karenanya, Rizal belajar mendalami agama Islam dengan mantan Ketum PPP itu.

“Karena tak banyak aktivitas, jadi saya benar-benar ingin mengingat Allah. Saya pun berguru dengan beliau yang lebih dalam ilmu agamanya,” ungkap Rizal.

Setiap malam, digelar pengajian dan wirid bersama-sama dengan para tahanan lainnya guna mendekatkan diri pada sang Pencipta. Menurut Rizal, berada di dalam jeruji besi sama halnya seperti berada di tanah suci saat umrah dan haji.

Sebab, hanya menunggu waktu salat setiap harinya. “Di sini kami belajar mengaji terus. Yang tadinya hanya tahu Surat Yasin, kini sudah mengenal surat-surat lainnya dan dihafal,” jelas dia.

Selain beribadah, apa yang dilakukannya bersama teman-teman sesama penghuni Rutan KPK Guntur? Rizal menjelaskan, ia beserta teman-teman lainnya seperti OC Kaligis, Rusli Sibua, dan beberapa yang lain biasa melakukan sharing dan cerita tentang permasalahan yang dihadapi masing-masing.

“Yang paling penting, kami sering bercanda. Sebab, itulah satu-satunya hiburan kami,” tegasnya. Terkait dengan apa yang akan dilakukan Rizal setelah dijatuhkannya vonis tersebut, ia mengungkapkan akan mencoba menulis buku atau novel terkait permasalahannya.

Namun untuk kepastiannya, Rizal belum bisa memberitahu. “Sepertinya nanti mau menulis kisah-kisah. Khususnya buku tentang proses pembangunan kawasan Jakabaring Palembang,” ungkap dia.

Ia berharap permasalahan yang dihadapinya bisa menjadi pembelajaran baik baginya dan orang-orang di sekitarnya. “Meski begini, saya berpesan jangan sampai kapok dalam membangun Indonesia, Sumsel khususnya. Harus bisa meningkatkan kehati-hatian, menghindari korupsi,” beber dia.

Adanya permasalahan hukum seperti yang dihadapinya, kata Rizal, hal itu karena kesalahan pribadi. Ia berpesan kepada masyarakat dan birokrat di Sumsel, jelang Asian Games jangan pernah takut membangun negara.

Bagaimana hubungannya dengan Gubernur Sumsel sejak permasalahan ini muncul? Pria ramah itu mengungkapkan, sejak ditahan oleh KPK, dirinya belum pernah sekalipun bertemu dengan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin.

Hal itu sesuai dengan ketentuan dalam kasus yang dihadapinya, sebab Alex Noerdin merupakan saksi dalam kasusnya. Diakui Rizal, dirinya sudah bicara di depan semua orang, dirinya meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukannya. “Jika saya membuat nama Sumsel tercoreng, saya minta maaf.

Ia pun bermimpi, jika nantinya permasalahannya usai dan masa tahapannya sudah berakhir, Rizal ingin kembali berbakti guna pembangunan Sumsel. “ Masalah ini tidak akan membuat saya kapok, namun saya akan tetap meniti karier dengan langkah yang lebih baik,” terang Rizal. (*/ce1/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keliling 17 Negara Menjadi Tukang Cerita


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler