Di Wilayah Ini Kering Parah, Debit Air Menyusut 90 Persen

Senin, 25 September 2017 – 19:22 WIB
Kekeringan parah. Foto: JPG

jpnn.com, TRENGGALEK - Beberapa wilayah di Trenggalek mengalami kekeringan. Bahkan musim kemarau membuat debit air di beberapa sungai menurun drastis.

Kabag Protokol dan Rumah Tangga Sekretariat Daerah Trenggalek St Triadi Atmono menyatakan, secara umum, musim kemarau mengakibatkan debit air beberapa dam menurun drastis.

BACA JUGA: Warga Makin Sulit Dapat Air Bersih

Sebab, bagian hulu sungai pun memiliki air yang tak terlalu banyak.

''Penyebab langkanya air di sini adalah tidak turunnya hujan. Maka, dimungkinkan hal ini akan terus terjadi sekitar dua bulan ke depan hingga datangnya musim penghujan,'' ujarnya.

BACA JUGA: 2 Bulan Kering, Akhirnya Truk Air Datang

Triadi melanjutkan, turunnya debit air secara rata-rata di sejumlah dam mencapai 90 persen dari biasanya.

Bahkan, di salah satu dam, saat ini debit airnya tidak sampai 1 liter per detik.

BACA JUGA: Kekeringan Tiga Bulan, Warga Terpaksa Gali Sumur 30 Meter

Padahal, sebulan sebelumnya, debit air sekitar 2,201 liter per detik.

Karena itu, ujar Triadi, pemkab langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengatasi hal tersebut.

''Prakiraan datangnya musim penghujan dari BMKG sangat kami nantikan, untuk melakukan tindakan cara apa yang tepat mengatasinya,'' katanya.

Hal itu perlu dilakukan. Sebab, turunnya debit air tersebut mengakibatkan para petani sulit mencari air untuk mengairi sawah.

Dengan demikian, ketika musim kemarau seperti saat ini, diharapkan petani beralih melakukan pola tanam dari yang sebelumnya padi ke palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.

Selain itu, jika telanjur menanam padi, warga bisa menggunakan bantuan pompa air yang telah diberikan pemerintah kepada beberapa kelompok tani.

''Syukurlah, sampai saat ini (kemarin, Red) kami belum menerima adanya laporan tentang sawah yang gagal panen akibat kurangnya air. Sebab, kebanyakan pada awal musim kemarau petani mulai memanen padinya,'' jelas Triadi. (jaz/rka/c19/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Rp 100 Miliar Untuk Atasi Kekeringan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler