Dianggap Lalai, Manager Proyek Diinterogasi

Selasa, 06 Desember 2011 – 07:52 WIB

MAKASSAR - Tim khusus Satreskrim Polrestabes Makassar dan Polsekta Panakkukang bergerak cepat melakukan penyelidikan, atas ambruknya tembok The Mutiara yang mengakibatkan delapan warga tewasDugaan sementara menyebutkan adanya faktor kelalaian dalam peristiwa ini.

Polisi melakukan olah TKP di lokasi ambruknya tembok setinggi 7 meter, Senin (5/12)

BACA JUGA: Penembak Mati Polisi Masih Dikejar

Hasil pengukuran diperoleh kalau panjang tembok yang runtuh ini mencapai 59 meter


Selain olah TKP, penyidik Polsekta Panakkukang juga melakukan interogasi sejumlah saksi utamanya dari pihak PT Sari Prima Cemerlang, selaku perusahaan yang membangun tembok di perumahan elit ini

BACA JUGA: Pedagang Ternak Tolak Relokasi

Setidaknya ada empat saksi yang diperiksa penyidik dari pihak perusahaan.

Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar menyebutkan, saksi yang diperiksa itu yakni Manajer Proyek, Arif, pengawas bangunan, Heri, serta mandor dan operator alat berat
Selain dari pihak perusahaan, polisi juga telah memintai keterangan sejumlah saksi utamanya keluarga korban dalam kecelakaan ini.

"Masing-masing pihak sudah memberikan keterangan dan data, termasuk  dari pihak perusahaan yang sudah memberikan data kepada kita

BACA JUGA: Dua Tewas Terseret Arus Sungai

Data-data ini yang akan kita analisa nantinya," kata Akbar.

Soal dugaan adanya kelalaian, Akbar menegaskan pihaknya masih mendalami lebih jauh pemeriksaan saksi-saksi"Dugaan kelalaian ini masih kita dalami, karena kami masih mengumpulkan data dan keterangan saksi," jelas Akbar.  

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menambahkan, dalam menyelidiki ambruknya tembok perumahan hingga mengakibatkan warga tewas dan luka-luka ini, Polrestabes Makassar telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini"Tim sudah bekerja untuk mencari kasus ini," kata Himawan.

Untuk memastikan tingkat kelayakan tembok yang cukup tinggi itu, polisi kata dia akan melibatkan saksi ahli yang memiliki kompetensi dalam menentukan kualitas struktur bangunan, baik dari Dinas Prasarana Wilayah, maupun tim ahli bangunan dari Universitas Hasanuddin Makassar.

Makanya, dalam penyelidikan ini polisi minta klarifikasi dan data teknis mengenai pengerjaan tembok yang telah menelan korban jiwa cukup banyak ini"Data mengenai pekerjaan yang mereka lakukan ni akan kita analisa," jelas Himawan.

Untuk memastikan tingkat kelayakan tembok utamanya dalam menahan beban timbunan, penyidik Polrestabes Makassar bahkan memastikan akan melibatkan tim ahli UnhasPenelitian ahli mengenai tingkat kelayakan struktur bangunan ini diperlukan penyidik, untuk memastikan ada tidaknya unsur kelalaian dalam pelaksaan proyek ini sehingga menjadi petaka bagi warga yang tinggal di sekitarnya.

Polisi sendiri telah meminta pelaksana proyek untuk menghentikan kegiatan di sekitar lokasi kejadianBahkan, beberapa meter tembok yang masih berdiri kokoh direncanakan dirubuhkan guna menghindari adanya korban susulan.

Delapan korban tewas tersebut telah dimakamkan oleh pihak keluarga di lokasi berbedaTiga orang yang merupakan ayah dan anak dimakamkan di Sudiang, sementara korban lainnya di makamkan di kampung halaman di Jeneponto dan TakalarSementara korban luka yang dilaporkan masih menjalani perawatan di rumah sakit yakni Wati, Sabaria, Fasya, Salma, dan Naha.

Dari sejumlah warga yang rumahnya ditimpa tembok ini, belasan orang ditampung di posko bencana yakni di kantor Lurah SinrijalaDi kantor lurah ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulsel juga masih terlihat berposko di lokasi bencanaTim ini masih memantau kondisi kesehatan korban luka termasuk kesehatan keluarga korban yang ditampung di kantor lurah.

Selain posko dari pemerintah dan kepolisian, Badan Sar Nasional juga melakukan hal yang samaDi posko bencana, warga juga berinisiatif mengumpulkan sumbangan dari warga di sekitar lokasi kejadian termasuk dari warga yang ingin  melihat langsung lokasi kejadianDi posko bantuan ini, setidaknya ada ratusan ribu hingga jutaan dana yang terkumpul dari warga.

Sejumlah warga yang rumahnya menempel di tembok rumah elit tersebut semuanya telah mengunsi ke rumah keluarga terdekatnyaSisanya sekitar 23 orang bertahan di kantor lurah(sah)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tewas Saat Menanti Kelahiran Anak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler