Dianggap Tiru SBY, Konsep Diplomasi Prabowo Bakal Rugikan RI

Senin, 23 Juni 2014 – 02:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Konsep diplomasi luar negeri yang ditawarkan Prabowo Subianto dalam debat calon presiden (capres) Minggu (22/6) malam dinilai bukan hal baru. Pasalnya, Prabowo yang mengusung konsep zero enemy one million friends atau satu musuh terlalu banyak sejuta teman masih kurang  hanya mencontoh gaya diplomasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membuat Indonesia hanya jadi ledekan negara lain.

Menurut Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, konsep zero enemy one million friends hanya omong kosong. “Doktrin itu dalam hubungan internasional hanya omong kosong, kita jadi bahan cemoohan di seluruh dunia gara-gara doktrin ini," kata Tjahjo di Jakarta, Minggu (22/6) malam.

BACA JUGA: Mahfud Sebut Jawaban Jokowi Sering Tak Nyambung

Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri DPR RI itu menambahkan, doktrin itu hanya menjadikan Presiden Indonesia dipuji negara lain. Sebab, negara lain punya kepentingan terhadap Indonesia. “Tapi Indonesia jadi sering dikerjain karena lemah dalam diplomasi,” ucap Tjahjo.

Ditambahkannya, justru konsep Joko Widodo dalam hubungan internasional lebih menonjolkan kuatnya posisi Indonesia di hadapan negara lain. Sebab, kata Tjahjo, yang diutamakan adalah kepentingan nasional.

BACA JUGA: Jokowi Ingin Indonesia Berperan di Konflik Laut China Selatan

"Kalau tidak menguntungkan gak usah ikut-ikut. Kalau berhubungan dengan negara lain, tadi dicontohkan Australia, yang nomor satu adalah kepentingan nasional. Bukannya kita ingin jadi tetangga yang baik? Kita mau berteman sebagai negara yang bersahabat tapi tetap berdaulat di bidang politik luar negeri," ujar Sekjen PDI Perjuangan itu.(ara/jpnn)

BACA JUGA: Jokowi Prioritaskan Diplomasi untuk Atasi Sengketa Tapal Batas

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waktu Menjawab Singkat, Jokowi tak Puas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler