Dibeli Pengusaha Pribumi, Bank Muamalat Jadi Sarana Umat

Selasa, 10 Oktober 2017 – 04:00 WIB
Bank Muamalat. Foto: Bank Muamalat

jpnn.com, JAKARTA - Beredarnya isu hoaks tentang pembelian Bank Muamalat oleh Lippo Group mendapat kecaman dari sejumlah pihak.

Salah satunya dari Gerbong Aktivis 98 (GA 98). Isu ini dianggap sangat berbahaya dan bisa berujung pada kerusuhan sosial.

BACA JUGA: Bank Muamalat Dibeli Pengusaha Asli Indonesia

Juru Bicara GA 98, Muhammad Choir mengatakan, harus diingat dua kali pergantian pemerintah yang sah dengan kerusuhan sosial didahului dengan krisis ekonomi didahului dengan krisis finansial diikuti krisis sosial.

 “Isu hoaks ini sangat berbahaya. Apalagi dibenturkan dengan pembelian Bank Muamalat ini oleh perusahaan asing yaitu Lippo Group. Efeknya sangat sensitif,” kata Choir pada Senin (9/10).

BACA JUGA: Kabar Bank Muamalat Dibeli Lippo Grup Hanya Hoaks

 Choir mengatakan isu tersebut akan membuat benih kerusuhan sosial di tengah masyarakat saat ini.

Apalagi, penguasaan asing terhadap Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan.

BACA JUGA: Meikarta Usung Konsep Memanusiakan Manusia

“Isu yang dibuat bank milik muslim dicaplok nonmuslim, ini isu SARA yang harus diluruskan,” tegasnya.

 Terpisah, Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira mengatakan Muamalat itu adalah milik umat Islam Indonesia.

Masuknya Minna Padi sebagai investor jadi momentum yang mendorong Muamalat berkontribusi besar untuk kepentingan umat.

Anggawira menjelaskan, PT Minna Padi Investama Sekuritas, Tbk berhasil mengakuisisi saham PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Dalam perjanjian tersebut, Minna Padi bersama mitra konsorsiumnya menjadi pemegang saham dengan porsi sebesar 51 %.

“Ini sekaligus membantah pernyataan dibelinya Muamalat oleh Lippo Group. Malah tidak ada kaitannya sama sekali dengan Lippo Group, Mina Padi ini di-support oleh Setiawan Ichlas, pengusaha muda muslim asal Palembang," tegas Anggawira.

 Bank Muamalat menurutnya, akan tetap pada khitahnya yaitu sebagai sarana perjuangan umat Islam.

Terutama dalam membangun perekonomian yang berlandaskan syariah, apalagi saat ini didukung oleh penguatan modal.

 “Dengan bertambahnya modal, diharapkan Bank Muamalat dapat membuat terobosan-terobosan inovatif. Sebab di era persaingan seperti sekarang, Muamalat harus menjadi perbankan syariah yang mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan umat,” pungkas Anggawira. (rmo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deddy Mizwar Minta Lippo Segera Hentikan Proyek Meikarta


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler