Dibogem Guru Ngaji, Si Murid Lapor Polisi

Kamis, 23 April 2015 – 04:14 WIB

jpnn.com - CIREBON - Seorang bocah berinisial JR (10), warga Kelurahan Kesenden, dengan ditemani keluarga dan kerabat mendatangi Mapolres Cirebon Kota, sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (22/4). Kedatangan mereka untuk melaporkan oknum guru ngaji yang telah memukuli JR hingga babak belur.

Guru ngaji berinisial Ros (45), diduga menganiaya JR  pada Minggu (19/4). Saat itu, korban hendak salat maghrib berjamaah di masjid setempat bersama rekan-rekannya. Namun, saat hendak masuk masjid, JR dihentikan Ros. Selanjutnya, Ros meminta JR mengganti kaos yang dikenakannya karena di belakangnya bertuliskan “Umur Boleh Muda, Pengalaman Luar Biasa”.

BACA JUGA: Hahaha...Dua Penjambret Ribut Saat Diinterogasi Polisi

Korban pun kemudian pulang ke rumah. Saat sampai di rumah, ibunya bertanya kenapa sang anak pulang lagi. Korban pun menjawab bahwa ia disuruh mengganti kaosnya karena ada tulisan yang tidak sopan di belakang kaosnya.

Merasa tidak ada yang aneh, sang ibu pun kemudian menyuruh anaknya berangkat lagi ke masjid untuk salat. Sang ibu mengatakan bahwa baju untuk salat yang penting bersih.

BACA JUGA: Garap Pacar di Bawah Umur, Sartika Divonis Tujuh Tahun Penjara

Sesampainya di masjid, JR langsung ikut salat yang kebetulan saat itu sudah dimulai. Selesai salat, korban pun pulang dan mengambil sepeda. Kemudian berangkat menuju warung bapaknya yang berada di pinggir jalan, yang rutenya harus melewati jalan di sebelah masjid.

Ketika melintas itulah JR bertemu dengan Ros yang langsung menghentikannya. Dengan emosi karena perkataannya tidak diindahkan sang murid, Ros  pun memukul pelipis dan bagian bawah mata kiri JR dengan tangan terkepal. Akibatnya, JR mengalami lebam-lebam di bagian wajah.

BACA JUGA: Sadis! Buruh Bangunan Tewas Dibacok dan Dikeroyok 6 Pelaku

Karenanya, keluarga korban kemudian melaporkan tindakan oknum guru ngaji tersebut ke Mapolres Cirebon Kota. Kuasa hukum korban, Oom Komarudin yang juga ketua LBH Cirebon Timur menyayangkan tindakan oknum guru ngaji tersebut.

Menurutnya, tak semestinta menggunakan cara-cara kekerasan dalam mendidik.“Ini juga sekaligus untuk pembelajaran, bahwa cara-cara santun harus dikedepankan dalam mendidik murid, bukan sebaliknya,” ujarnya.(dri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas... Penelpon Gelap Modus Ngaku Murid Kecelakaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler